Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
RUSIA
Teror Menjelang Olimpiade
Persiapan Olimpiade Musim Dingin 2014 di Rusia tercoreng oleh dua ledakan bom bunuh diri di Volgograd, kota di bagian selatan Rusia yang dulu bernama Stalingrad, pada Ahad dan Senin pekan lalu. Ledakan pertama terjadi di stasiun kereta api, yang menewaskan 18 orang. Sedangkan ledakan kedua keesokan harinya terjadi di bus listrik penuh penumpang, yang menewaskan 14 orang.
Olimpiade Musim Dingin akan berlangsung di Sochi pada 6-23 Februari nanti. Sochi, kota di tepi Laut Hitam sekitar 400 kilometer barat daya Volgograd, terletak di dekat kawasan Kaukasia, yang selama ini dianggap menjadi sarang teroris.
Sejumlah pakar kontraterorisme khawatir ledakan di Volgograd akan diikuti serangan lebih besar, baik di Sochi maupun Moskow, saat Olimpiade berlangsung. Alexey Malashenko dari Carnegie Endowment for International Peace, kelompok pemikir kebijakan luar negeri berbasis di Washington, mengatakan pihak keamanan Rusia tak siap berurusan dengan operasi teror unit kecil seperti terjadi di Volgograd karena mereka dilatih untuk mencegah serangan besar-besaran dari kelompok yang terorganisasi dengan baik.
Ia khawatir terhadap penetrasi kelompok teroris sangat kecil dan perorangan, meski tak yakin mereka bakal nekat melakukan aksi teror di Sochi. "Tapi mungkin saja kelompok ekstremis mencoba menunjukkan bahwa mereka mampu melakukan apa pun di wilayah Federasi Rusia," ujarnya kepada NBC News, Selasa pekan lalu.
AMERIKA SERIKAT
Antre Beli Ganja
Alex Lovato tersenyum lebar ketika keluar dari Denver Kush Club di Kota Denver, Colorado, Amerika Serikat, Rabu pekan lalu. Ia menenteng sebuah tas berisi seperempat ons daun ganja kering. Koki kurus berusia 21 tahun itu melewatkan acara minum-minum pada malam pergantian tahun agar bisa berada di barisan terdepan antrean di toko yang diizinkan menjual ganja tersebut.
Mulai pukul 00.00 pada 1 Januari 2014, Negara Bagian Colorado melaksanakan undang-undang tentang ganja yang sudah disahkan tahun lalu. Warga Denver berusia di atas 21 tahun boleh membeli ganja untuk tujuan rekreasi di 30 toko berlisensi. Satu orang hanya boleh memiliki ganja maksimal satu ons. Hari itu Lovato membeli sekantong Sour Diesel—sejenis ganja hibrida—US$ 100. "Saya sudah menunggu tujuh tahun. Sekarang saya akan pulang, mengisapnya sambil bermain video game," ujarnya kepada Telegraph.
Dengan peraturan baru itu, Denver mengambil alih peran Amsterdam, Belanda, sebagai "ibu kota ganja". Di Amsterdam, kepemilikan ganja tetap ilegal. Ganja hanya boleh dikonsumsi di kedai kopi.
Amerika melarang pembelian narkotik dengan kartu kredit, sehingga para pengantre ganja di Denver datang dengan dompet tebal berisi uang tunai. Pemerintah memperkirakan industri ganja di Colorado akan tumbuh senilai US$ 600 juta tahun ini, yang menghasilkan pajak US$ 67 juta bagi Colorado. Seorang pejabat Colorado menyatakan akan menggunakan US$ 40 juta dari pemasukan pajak itu untuk membangun sekolah.
Marijuana Policy Project, salah satu kelompok yang mengkampanyekan undang-undang itu, menyatakan legalisasi ganja akan menguntungkan. Kelompok ini yakin negara bagian lain akan mengikuti langkah Colorado. Sejauh ini baru Colorado dan Washington yang mengesahkan undang-undang tentang ganja, tapi baru Colorado yang melaksanakannya.
SURIAH
Korban Tewas Tembus 130 Ribu
Perang saudara di Suriah kian sengit. Hingga pekan lalu, korban tewas sudah menembus angka 130.433. Lebih dari sepertiganya adalah warga sipil di kedua belah pihak yang bertikai. Tapi lembaga antipemerintah yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, menyatakan jumlah korban sebenarnya bisa lebih dari itu, karena identitas lebih dari 50 ribu korban hilang.
Seperti dikutip Reuters pada Selasa pekan lalu, Observatory yang memiliki jaringan di seantero Suriah melaporkan 11.709 korban tewas adalah perempuan dan anak-anak. Sedangkan korban jiwa di kubu pemberontak mencapai 29.083 jiwa. Adapun korban jiwa dari tentara Suriah dan kelompok yang mendukung Assad mencapai 52.290 orang, termasuk 262 orang dari kelompok Hizbullah dan 286 jiwa dari kelompok Syiah lainnya.
Konflik di Suriah diawali dengan aksi damai menentang rezim Presiden Bashar Assad pada Maret 2011, diilhami oleh Musim Semi Arab yang merebak di Timur Tengah kala itu. Tapi konflik berubah menjadi perang bersenjata antara kubu oposisi dan pemerintah hingga kini.
Menurut Observatory, sedikitnya 17 ribu orang ditahan di penjara pemerintah, sedangkan 6.000 pendukung pemerintah disandera kelompok pemberontak. Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak secara berkala mengumumkan detail jumlah korban tewas di Suriah. Selama berbulan-bulan, PBB hanya menyebutkan korban tewas lebih dari 100 ribu jiwa.
AMERIKA SERIKAT
Penyadapan NSA Dianggap Legal
Hakim pengadilan federal di Manhattan, New York, Amerika Serikat, memutuskan pengumpulan jutaan data pelanggan telepon oleh National Security Agency (NSA) tidak melanggar hukum. Hakim William H. Pauley III menyatakan tindakan NSA itu bertujuan melindungi keamanan nasional. Ia menyimpulkan program itu diperlukan untuk mencegah serangan teroris 11 September 2001 terulang.
Seperti dilansir Associated Press pekan lalu, Pauley mengatakan program ini memungkinkan pemerintah menyambungkan komunikasi yang terpisah-pisah. Maka pemerintah cepat mengambil tindakan untuk membalas serangan teror jaringan Al-Qaidah, yang menggunakan teknologi canggih untuk mengendalikan serangan dari jarak jauh.
Putusan yang diketuk pada Jumat dua pekan lalu itu bertentangan dengan puÂtusan hakim Richard Leon di pengadilan federal di Washington, DC, 16 Desember lalu. Leon menyatakan tindakan memata-matai warga Abang Sam melanggar konstitusi. Kedua kasus tersebut kini sedang diajukan ke pengadilan banding dan diperkirakan sampai ke Mahkamah Agung.
Pauley mengatakan pengumpulan data telepon secara massal itu secara signifikan meningkatkan kemampuan NSA mendeteksi pola samar yang ditinggalkan individu yang berafiliasi dengan organisasi teroris asing. "Dilengkapi dengan metadata, NSA bisa menemukan hubungan yang tidak pernah bisa ditemukan sebelumnya," katanya.
MYANMAR
Tanpa Tahanan Politik
Jika pemerintah Myanmar memenuhi janjinya, negara itu bakal segera bebas dari tahanan politik. Selasa pekan lalu, pemerintah telah membebaskan lima tahanan politik dari penjara Insein, Yangon. Dua di antaranya Yan Naing Tun dan Aung Min Naing, yang memimpin aksi protes di depan markas besar Organisasi Pembebasan Etnis Kachin pada awal 2013. Keduanya dihukum tujuh bulan penjara dengan dakwaan mengganggu ketertiban umum dan berunjuk rasa tanpa izin.
Seperti dilansir Deutsche Welle, Presiden Thein Sein memberikan amnesti kepada kelima tahanan tersebut pada Senin pekan lalu. Semua tahanan politik di era junta militer, yang berjumlah lusinan, akan dibebaskan pekan ini. Mereka dijebloskan ke penjara dengan dakwaan melakukan makar, membangkang, dan mengganggu ketertiban umum.
Pembebasan tahanan politik merupakan syarat yang harus dipenuhi Myanmar agar sanksi internasional dicabut. Persyaratan itu disambut Thein Sein dengan mengeluarkan dekrit pada Juli lalu tentang pembebasan semua tahanan politik hingga akhir 2013. Dekrit itu sekaligus menghentikan proses hukum dan penyelidikan lebih dari 200 tahanan politik.
"Kami menyambut baik amnesti Presiden, tapi pemerintah harus meniadakan tahanan politik untuk selamanya," ujar anggota Komite Pembebasan Tahanan Politik, Bo Kyi. Komite inilah yang mengajukan daftar tahanan politik yang harus dibebaskan.
Sejak Thein Sein berkuasa pada 2011, lebih dari 1.300 tahanan politik dibebaskan. "Presiden memenuhi janjinya kepada rakyat bahwa tidak akan ada tahanan politik lagi sampai akhir 2013," kata juru bicara kepresidenan, Ye Htut, di akun Facebooknya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo