Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AMERIKA SERIKAT
Kubu Republik Menyerah
Ratusan ribu pegawai pemerintah federal Amerika Serikat girang setelah Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui undang-undang anggaran darurat pada Rabu malam pekan lalu. Kesepakatan itu akan mengakhiri penutupan layanan pemerintah yang sudah berlangsung 16 hari. Para pegawai pun bisa kembali bekerja.
Presiden Barack Obama menandatangani peraturan itu pada Kamis dinihari. Kesepakatan itu juga mencegah ancaman gagal bayar utang. Dalam pemungutan suara di Senat, 81 senator menyatakan setuju dan 18 anggota menolak. Sedangkan di DPR, 285 anggota setuju dan 144 menolak.
Namun kesepakatan itu tidak akan memecahkan masalah mendasar soal anggaran. Warga Amerika masih mungkin menghadapi krisis serupa. Sebab, Senat dan DPR hanya menyetujui anggaran darurat hingga 15 Januari 2014 dan meningkatkan batas atas utang untuk membiayai anggarannya hingga 7 Februari 2014. Batas atas utang pemerintah Amerika saat ini mencapai US$ 16,7 triliun dari penerbitan surat utang negara.
Ketua DPR John Boehner (dari Partai Republik, asal Ohio) mengakui strateginya meminta konsesi untuk pembukaan kembali layanan pemerintah telah gagal. "Memblokir kesepakatan anggota Senat hari ini bukan bagian dari strategi kami," ujarnya seperti dikutip Time.
Setelah Senat menyetujui aturan baru, Obama berharap para wakil rakyat dari Partai Demokrat dan Republik belajar dari penutupan layanan pemerintah dan bekerja mengatasi krisis. "Kesepakatan ini datang lagi ke meja saya. Saya akan menandatanganinya secepatnya," ucap Obama sesaat sebelum pemungutan suara di DPR berlangsung.
Koalisi tengah Partai Republik di DPR berperan besar dalam memuluskan kesepakatan itu. Seperti dilansir Marketwatch.com, mereka terus melobi Boehner. Mereka dua kali bertemu dengan Boehner pada Rabu pekan lalu untuk mencari jalan menyetujui undang-undang anggaran dan peningkatan batas utang. "Kami mencari jalan memecah kebuntuan dan membuat pemerintahan berjalan kembali secepatnya," kata Michael Grimm, anggota DPR dari Republik asal New York.
Grimm mengatakan kelompok lobi terdiri atas 16-18 anggota DPR dari Republik. Ia mengatakan kelompok pragmatis itu terus membesar karena mereka khawatir penghentian layanan pemerintah akan berlarut-larut. "Kami mencoba berpikiran dingin."
Tim inti koalisi baru itu bertemu pada Rabu pagi pekan lalu di kantor Peter King (Republik, New York). Mereka menjalin kontak dengan kubu Demokrat untuk mencapai kompromi. Republiken khawatir posisi mereka melemah seiring dengan berakhirnya tenggat utang pada 17 Oktober 2013.
Isu keamanan nasional juga membuat posisi Republik makin terdesak. Anggota DPR dari Republik, Frank Wolf, khawatir terhadap keamanan nasional karena sejumlah analis Biro Penyelidik Federal (FBI) dirumahkan. Ia mengatakan konsekuensi penghentian layanan pemerintah akan merugikan partai. "Kami ingin menjadi mayoritas lagi pada 2014 dan saya pikir ini bukan jalan menuju ke sana," ujar politikus asal Virginia itu.
Kubu Demokrat menyatakan tekanan kepada Republik makin kuat setelah sejumlah politikusnya menyatakan secara terbuka akan menyetujui undang-undang anggaran. "Semua mata tertuju pada Boehner. Dia satu-satunya orang yang punya kemampuan membuka kembali pemerintahan," kata senator Demokrat asal New York, Charles Schumer. l
SWISS
Ornamen Pria Telanjang
Ornamen dinding bergambar pria telanjang di kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa, Swiss, ditutup sejak Senin pekan lalu. Harian Tribune de Genève melaporkan penutupan ini untuk menghormati diplomat Iran yang akan berunding soal sengketa nuklir negara itu pada Selasa dan Rabu pekan lalu. Hiasan itu berada tepat di atas pintu masuk gedung Council Chamber, yang akan menjadi tempat dialog.
Hiasan dinding yang terpampang sejak 1938 itu adalah sumbangan dari pemerintah Inggris. Ornamen karya Eric Gill itu terinspirasi lukisan Penciptaan Adam karya Michelangelo.
Pejabat Swiss menolak mengkonfirmasi laporan harian itu. Swiss menjadi tuan rumah pertemuan antara Iran dan negara kelompok P5+1, yang terdiri atas lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yakni Inggris, Cina, Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat, plus Jerman. Ini merupakan perundingan putaran pertama sejak Hassan Ruhani menjadi Presiden Iran pada Juni lalu.
FILIPINA
Terguncang Gempa Dahsyat
Gempa bumi berkekuatan 7,2 skala Richter mengguncang Filipina tengah pada pukul 08.12 waktu setempat Selasa pekan lalu. Pusat gempa di kedalaman 20 kilometer dan berjarak 5 kilometer dari Kota Balilihan. "Banyak gempa susulan. Kami takut," kata Elena Manuel, 64 tahun. Bersama keluarga dan para tetangga, dia mengungsi semalaman di halaman gereja tua. Otoritas mencatat lebih dari 800 gempa susulan.
Balilihan terletak di seberang selat, sekitar 60 kilometer dari Cebu—pusat politik, ekonomi, pendidikan, dan budaya di Filipina tengah. Cebu dengan populasi 2,5 juta orang merupakan kota pelabuhan tersibuk di Filipina dan memiliki bandar udara terbesar di luar Ibu Kota Manila. Bukan hanya Cebu, Bohol juga porak-poranda akibat gempa.
Gereja tertua di Filipina, Basilika Minore del Santo Nino, di Cebu rusak parah. Basilika dibangun pada 1500 oleh penjajah Spanyol. Sebuah gereja lain di Bohol, yang dibangun pada awal 1600, juga runtuh. Pemerintah menetapkan dua provinsi itu dalam kondisi darurat. Rentetan gempa mengakibatkan terjadinya tanah longsor, sejumlah bangunan runtuh, dan infrastruktur rusak.
Seperti dilansir Reuters, hingga Kamis pekan lalu Dewan Penanganan dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional (NDRRMC) melaporkan korban meninggal mencapai 144 orang, kebanyakan dari Bohol. Sekitar sepertiga dari korban tewas di Bohol berada di Kota Loon, yang berpenduduk 43 ribu jiwa. Loon berjarak sekitar 630 kilometer di selatan Manila.
Bukan kali ini saja Filipina dilanda gempa. Februari tahun lalu, lebih dari 100 orang tewas setelah gempa melanda Pulau Negros. Gempa terparah terjadi pada 1976, yang berkekuatan 7,9 skala Richter dan memicu tsunami. Sekitar 8.000 orang diperkirakan tewas.
INDIA
Mimpi Seribu Ton Emas
Pemerintah India akan menggali harta karun yang terkubur di bawah reruntuhan istana di Desa Daundia Khera, Negara Bagian Uttar Pradesh. Proyek itu menindaklanjuti mimpi seorang pemuka agama Hindu, Yogi Swami Shobhan Sarkar, yang mendapat petunjuk keberadaan seribu ton emas di bawah reruntuhan istana. Lembaga Peneliti Arkeologi India mengirim satu tim pakar purbakala ke lokasi.
Penggalian sudah dimulai Jumat dua pekan lalu di lahan seluas 100 meter persegi di samping istana. "Kami masih mencari tempat yang tepat," kata kepala ahli kepurbakalaan negara, Praveen Kumar Mishra, seperti dikutip Reuters pekan lalu. Tim pakar belum berani memastikan ada-tidaknya emas karena selama ini belum terbukti keberadaan harta karun di bawah istana itu.
Sarkar mengatakan, sesuai dengan petunjuk mimpinya, emas tersebut milik penguasa abad ke-19, yaitu Rao Ram Bux Singh. Ia kemudian menulis surat ke bank sentral. "Arwah penguasa itu gentayangan di sekitar istana meminta emasnya digali." Ia menyatakan ingin menyerahkan harta itu kepada pemerintah untuk membantu memulihkan krisis ekonomi.
Selama ini kuil-kuil India menjadi tempat penyimpanan emas terkait dengan ritual agama. Pengurus kuil menolak penawaran audit oleh bank. Secara keseluruhan, pembelian emas oleh India rata-rata 2,3 ton per hari. Kalau tidak dipersembahkan kepada dewa, emas-emas itu akan ditimbun. Nilai impor emas India hingga Maret lalu mencapai US$ 54 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo