Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

MOMEN

23 Februari 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KAMBOJA
Pengadilan Khmer Merah

KAING Guek Eav, dikenal sebagai Duch, menjadi mantan anggota rezim Khmer Merah pertama yang diadili dalam pengadilan genosida yang didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Duch dituduh telah melakukan pelanggaran kemanusiaan berat selama rezim tersebut berkuasa pada 1975-1979.

Sedikitnya 1,7 juta orang—hampir seperempat total populasi Kamboja saat itu—tewas ketika Khmer Merah pimpinan Pol Pot memerintah. Ada yang dieksekusi akibat penyakit, kelaparan, atau dipaksa bekerja keras.

Pengadilan yang berlangsung di Phnom Penh itu mendapat perhatian luas. Tiga saksi hidup atas kekejaman Duch juga datang. ”Sudah 30 tahun saya menanti digelarnya pengadilan ini. Saya sempat mengira sidang ini tak akan pernah terjadi,” kata Luch Bunthort, yang sengaja datang dari Kampong Thom.

ISRAEL
Netanyahu Pimpin Israel

PEMIMPIN Partai Likud Benjamin Netanyahu dipastikan akan memimpin Israel. Dalam pertemuan dengan Presiden Shimon Peres pekan lalu, keduanya membahas pemerintahan Israel mendatang. Peres, kabarnya, meminta agar dua partai besar, yaitu Kadima dan Likud, berbagi kursi kabinet.

Tzipi Livni, pemimpin Partai Kadima, menolak permintaan Peres tersebut. Kadima, kata Livni, memilih menjadi oposisi. ”Kami tak mau menjadi pion dalam pemerintahan yang bertentangan dengan idealisme kami,” ucap Livni.

Kadima dan Likud cuma selisih satu kursi dalam pemilu 10 Februari lalu. Keduanya harus berkoalisi dengan partai lain agar bisa memerintah. Likud berhasil mengumpulkan dukungan lebih dari separuh kursi parlemen setelah Avigdor Lieberman, pemimpin Partai Yisrael Beitenu, memutuskan bergabung dengan Likud.

IRAK
Sidang Pelempar Sepatu

MUNTAZER al-Zaidi, warta-wan televisi Irak pelempar sepatu ke muka bekas presiden George W. Bush, mulai diadili pada Kamis lalu. Inilah pertama kalinya Zaidi tampil di depan publik sejak ditahan dua bulan lalu. ”You hero!” teriak seorang wanita, saat Zaidi memasuki ruang sidang yang diiringi tepuk tangan meriah pengunjung.

Kepada hakim, Zaidi mengatakan yang ia lakukan merupakan bentuk protes terhadap invasi Amerika Serikat di Irak. Ia mengaku sengaja melempar sepatu untuk mempermalukan Bush.

Para pengacara Zaidi meminta tuntutan terhadap kliennya diganti dari ”penyerangan” menjadi ”penghinaan”. Dalam undang-undang Irak, menyerang tamu kepala negara bisa ditahan tahunan. Sedangkan menghina tamu kepala negara hanya ditahan dua tahun plus denda. Sidang akan dilanjutkan pada 12 Maret mendatang.

AMERIKA
Kartun Simpanse Obama

HARIAN The New York Post meminta maaf secara terbuka atas pemuatan kartun editorial bergambar simpanse yang berlumuran darah ditembak polisi, Rabu lalu. Di bagian atas kartun tertulis kalimat, ”Mereka harus mencari orang lain untuk menulis rancangan stimulus.”

Sekilas tak ada yang salah pada kartun itu, karena dua hari sebelumnya polisi Connecticut menembak seekor simpanse yang menyerang temannya. Namun kalimat ”pembuat stimulus” itu merujuk pada Presiden Barack Obama sebagai pembuat paket stimulus. Kartun itu dinilai menyamakan Obama dengan simpanse.

Kartun editorial ini segera menyulut aksi demo. New York Post, yang dimiliki Rupert Murdoch, disebut-sebut sebagai media rasis. Kartunisnya, Sean Delonas, sudah lama dijuluki media sebagai ”Picasso-nya syak-wasangka”.

JEPANG
Menteri Mabuk Mundur

MENTERI Keuangan Jepang Shoichi Nakagawa terpaksa meletakkan jabatan gara-gara tampil bak seorang pemabuk pada saat jumpa pers seusai mengikuti sidang negara-negara maju G7 di Roma, Italia. Perdana Menteri Taro Aso langsung menunjuk Menteri Ekonomi Kaoru Yosano untuk menggantikan Nakagawa.

Nakagawa meminta maaf. Ia membantah telah terlalu banyak minum. Menurut dia, sebelum dan selama sidang, ia terlalu banyak menelan obat lantaran kondisi badannya kurang fit. Akibatnya, selama jumpa pers, ucapannya melantur dan matanya merem-melek.

Namun alasan Nakagawa itu tak dapat diterima oleh oposisi. ”Ini sungguh memalukan,” kata Sekjen Partai Demokrat Yukio Hatoyama. ”Kerugian besar bagi citra negara.”

ARAB SAUDI
Reformasi Raja Abdullah

PENGUASA Arab Saudi membersihkan pengaruh kekuasaan ulama konservatif dalam pemerintahan. Raja Abdullah memberhentikan Syekh Saleh al-Luhaidan dari jabatan Ketua Mahkamah Agung, yang telah ia duduki selama empat dekade. Ia juga memecat Syekh Ibrahim bin Abdullah Al-Ghaith, Ketua Komisi untuk Memajukan Kebajikan dan Pencegahan Keburukan (Muttawa).

Dua figur ini merupakan simbol penerapan hukum Islam yang ketat oleh rezim Al-Saud selama ini. Al-Luhaidan dianggap sebagai penghalang reformasi. Sedangkan Al-Ghaith memimpin polisi agama yang garang menjaga syariat Islam secara ketat.

Raja juga mengangkat aktivis perempuan, Noura binti Abdullah al-Fayez, sebagai Wakil Menteri Urusan Pendidikan Perempuan. Jabatan ini baru pertama kali dipegang seorang perempuan. ”Ini hebat. Kami sangat bangga raja kami mengambil keputusan ini,” ujar Wajeha al-Huwaider, aktivis perempuan Saudi.

VENEZUELA
Chavez Menang Referendum

AMBISI Presiden Venezuela Hugo Chavez mempertahankan tampuk kekuasaan semakin terbuka lebar. Melalui referendum konstitusi pada Minggu lalu, mayoritas warga kaya minyak itu setuju pembatasan dua kali masa jabatan presiden dihapuskan.

Ini berarti pada 2012 nanti Chavez bisa dipilih kembali menjadi presiden untuk ketiga kalinya. Pertama kali ia terpilih sebagai presiden pada 1999. Referendum serupa pernah dilakukan pada Desember 2007, namun Chavez kalah. Dalam referendum kali ini sekitar 55 persen suara mendukung dia. ”Ini kemenangan rakyat, kemenangan revolusi,” ucap Chavez, 54 tahun.

Sukses Chavez ini langsung disambut gembira oleh Kuba. Fidel Castro menjadi orang pertama yang memberikan ucapan selamat. Venezuela dan Kuba selama ini memiliki kerja sama bilateral yang erat. Venezuela memasok 90 ribu barel minyak ke Kuba setiap hari. Kuba menyediakan tenaga kerja terampil.

Firman Atmakusuma, Angela Dewi, Raihul Fadjri (CNN, BBC, AFP, Arab News)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus