Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Mural di Belarus Jadi Simbol Melawan Presiden Lukashenko

Mural di Ibu Kota Minsk, Belarus, ini menampilkan dua orang DJ atau disc jockey yang pernah ditangkap aparat karena mengritik Presiden Lukashenko.

6 Oktober 2020 | 14.01 WIB

Sebuah mural di Ibu Kota Minsk, Belarus, menjadi simbol perlawanan terhadap Presiden Alexander Lukashenko. Reuters
material-symbols:fullscreenPerbesar
Sebuah mural di Ibu Kota Minsk, Belarus, menjadi simbol perlawanan terhadap Presiden Alexander Lukashenko. Reuters

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah mural di Ibu Kota Minsk, Belarus, menjadi lokasi yang diperebutkan polisi dan aktivis oposisi yang menolak Presiden Alexander Lukashenko.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dinding itu berisi lukisan dua orang DJ atau Dick Jockey yang ikut memprotes kekuasaan Lukashenko.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Belarus mengalami aksi unjuk rasa besar-besaran sejak sengketa pemilu 9 Agustus 2020, yang diklaim kemenangannya oleh Lukashenko sebanyak sekitar 80 persen suara.

Oposisi menuding Lukashenko bertindak curang dan mendesaknya untuk mundur.

“Mural itu telah dihapus dan dicat kembali belasan kali dan menjadi simbol perlawanan,” begitu dilansir Reuters pada Senin, 5 Oktober 2020.

Polisi membawa pekerja untuk menghapus grafiti itu. Namun, gambar itu kembali dicat ulang oleh pembuatnya.

Warga Kota Minsk menyebut lokasi itu sebagai ‘Lapangan Perubahan’.

Ini menjadi gerakan lokal dan akar perjuangan untuk memaksa Lukashenko keluar dari kekuasaan.

“Ini menjadi simbol tidak hanya bagi lapangan kami tapi juga seluruh negeri,” kata Nadezhda, 32 tahun, seorang programmer komputer yang sedang cuti hamil.

Dia tidak memberikan nama lengkapnya karena takut bakal diperiksa polisi, yang telah menangkap ribuan pengunjuk rasa.

"Jika kita meninggalkannya sekarang, itu akan menjadi pengakuan bahwa kita salah, bahwa kita harus menghentikan protes kita"

Lukashenko mengeklaim dirinya memenangkan pemilu dengan adil dan orang-orang dipenjara karena melanggar hukum.

Dia balik menuding negara Barat menjadi penyebab munculnya aksi demonstrasi besar-besaran.

Warga saat ini mulai mengibarkan bendera oposisi berwarna merah dan putih dari jendela sambil berteriak ‘Hidup Belarusia!’ Warga juga memainkan musik ceria dari mobil yang diparkir.

Lapangan tempat mural itu, yang dulunya sepi, kini dihiasi pita dan balon. Banyak warga berkerumun pada malam hari untuk menyaksikan konser oposisi. Konser dimeriahkan oleh alat musik gitar, pesta teh, dan dansa ‘bachata’.

Kedua DJ di Belarus ini, yang ditampilkan dalam mural itu, melegenda ketika mereka memainkan lagu ‘Saya ingin perubahan!’ Musik bergenre rock, yang merupakan anthem dari era 1980 ‘perestroika’ Soviet, membuat mereka sempat dipenjara selama 10 hari.

 

FERDINAND ANDRE | REUTERS

 

Sumber

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus