Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Artefak kuno berupa dua buah pahatan batu pasir kuno dari Thailand, yang selama ini diselundupkan ke Amerika Serikat pada masa Perang Vietnam telah kembali ke asalnya. Pahatan batu pasir ini merupakan bagian pintu, balok penyangga di kuil-kuil yang terdapat pada abad ke-10 dengan relief dewa-dewa Hindu Indra dan Yama.
Selama ini, pahatan batu pasir ini dipamerkan di Museum Seni Asia di San Francisco. Jay Xu, pihak pengelola museum mengatakan bahwa selama ini ada keinginanan pihaknya untuk mengembalikan artefak kuno itu ke negara asalnya, Thailand.
Jay Xu menjelaskan, pihaknya menolak tuduhan para ahli kepada mereka bahwa artefak kuno tersebut dicuri. Pengembalian artefak kuno itu ke Thailand pun kemudian terlaksana, 29 Mei 2021. Direktur Museum San Fransisco, itu pun menyatakan mereka senang artefak tersebut kembali ke Thailand,
Dikutip dari bbc.com, setelah selama ini dipamerkan di Museum San Fransisco, rencananya dua pahatan batu pasir ini akan dipajang di Museum Nasional Bangkok, Thailand.
Sebelum proses pemulangan tersebut, Departeman Keamanan Dalam Negeri AS telah melakukan proses penyelidikan selama tiga tahun. Kemudian diketahhi, artefak kuno tersebut didapat dari hasil impor ilegal yang kemudian disita berdasarkan undang-undang federal.
Pada sisi lain, Direktur Jenderal Departemen Seni Rupa Thailand Prateep Pengtako menjelasakan, dua pahatan batu pasir tersebut merupakan ambang pintu Kerajaan Khmer kuno, yang berbasis di Kamboja. Menurut perkiraannya, artefak ini diambil antara 1958 dan 1969. Ia pun mengemukakan bahwa rentang selama perang Vietnam 1965 sampai 1966, artefak-artefak Thailand banyak hilang.
Secara simbolis, penyerahan kembali artefak kuno tersebut melalui upacara penyerahan di Los Angeles yang diwakili otoritas Amerika Serikat dan Konsulat Jenderal Kerajaan Thailand.
TIKA AYU
Baca: Artefak Temuan di Proyek MRT Jakarta Fase 2A Bakal Dipamerkan, Kapan Waktunya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini