Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak pada Jumat, 20 Desember 2019 mengucap sumpah di depan masjid sebuah masjid di Ibu Kota Kuala Lumpur, bahwa dia tidak memerintahkan pembunuhan terhadap model asal Mongolia, Altantuya Shaariibuu, 29 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sumpah di depan masjid itu dilakukan Najib setelah mantan ajudannya menudingnya telah memberikan perintah untuk menghabisi nyawa Altantuya. Peristiwa pembunuhan itu terjadi pada 2006, dimana Altantuya ditembak mati dan jasadnya diledakkan oleh granat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Najib Razak, mantan Perdana Menteri Malaysia bersumpah di depan sebuah masjid di Kuala Lumpur kalau dia tidak memerintahkan pembunuhan model asal Mongolia. Sumber: Skystatement
Kematian Altantuya diduga terkait sebuah skandal dugaan suap kesepakatan pembelian kapal selam dari Prancis, dimana Altantuya berperan sebagai penterjemah.
Dikutip dari channelnewsasia.com, Najib mengucapkan sumpah bantahan yang diarahkan padanya dihadapan sekitar seribu orang yang mengerumuninya. Najib mengucapkan sumpah secara Islam bahwa dia menyangkal telah memberikan perintah pembunuhan. Saat mengucapkan sumpah itu, Najib mengepalkan tangannya ke udara.
“Saya berdiri di atas kebenaran, saya hanya takut kepada Allah,” kata Najib, dalam sumpahnya, didampingi istrinya Rosmah.
Otoritas Malaysia membuka kembali kasus pembunuhan terhadap Altantuya pada 2018 atau setelah Najib kehilangan jabatannya sebagai orang nomor satu di Malaysia. Dua mantan ajudan Najib sudah divonis hukuman gantung atas kasus ini.
Satu dari ajudan itu adalah Azilah Hadri, yang mengklaim Najib sudah memerintahkannya menembak mati Altantuya. Sedangkan satu ajudan Najib lainnya dalam kasus ini, Sirul Azhar Umar, sudah melarikan diri ke Australia.