Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Netanyahu Bubarkan Kabinet Perang Israel, Apakah Itu Penting?

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah membubarkan kabinet perangnya, setelah mendapat tekanan untuk menambah anggota.

18 Juni 2024 | 14.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, bersama Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Kabinet Benny Gantz, mengadakan konferensi pers di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv, Israel, 28 Oktober 2023. ABIR SULTAN POOL/Pool via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah membubarkan kabinet perang negara tersebut, menyusul mundurnya saingan utamanya, Benny Gantz.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kabinet perang yang beranggotakan enam orang sekarang akan digantikan oleh "kabinet dapur", yang dapat dimintai nasihat oleh Netanyahu mengenai perang di Gaza.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Netanyahu telah berada di bawah tekanan dari para menteri sayap kanan dalam kabinet koalisinya yang ingin bergabung dengan kabinet perang, yang dapat memicu kemerosotan lebih jauh ke arah ekstrem kanan politik Israel.

Apa itu kabinet perang Israel?

Kabinet perang Israel dibentuk pada 11 Oktober setelah negara itu mengumumkan perang terhadap Gaza sebagai tanggapan atas serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober.

Kabinet ini dibentuk sebagai badan yang lebih kecil di dalam kabinet keamanan, yang merupakan bagian dari kabinet koalisi yang lebih luas.

Kabinet ini terdiri dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, saingan utamanya, mantan jenderal Benny Gantz, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, dan tiga pengamat: menteri pemerintah Aryeh Deri dan Gadi Eisenkot, dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer.

Kabinet perang dimaksudkan untuk membuat keputusan cepat tentang pelaksanaan perang, yang kemudian akan dikirim untuk disetujui oleh kabinet yang lebih luas.

Ketidaksepakatan dan perseteruan dikabarkan sering terjadi di dalam badan yang lebih kecil itu.

Pada Januari, surat kabar Israel Haaretz melaporkan bahwa pemimpin oposisi Yair Lapid mengatakan dalam sebuah pertemuan partai bahwa Gallant dan Netanyahu "tidak lagi berbicara satu sama lain" dan rapat kabinet perang telah menjadi "arena memalukan untuk menyelesaikan masalah, pertikaian dan diskusi yang tidak mengarah ke mana-mana".

Mengapa rencana itu dibatalkan?

Pada 9 Juni, Gantz dan pengamat Eisenkot, keduanya dari Partai Persatuan Nasional, keluar dari kabinet perang karena tidak adanya rencana untuk Gaza di luar serangan yang sedang berlangsung.

Berbicara pada Minggu malam, Netanyahu dilaporkan mengatakan kepada kabinet keamanan: "Tidak ada lagi kabinet perang," kata salah satu anggota yang hadir kepada media Israel.

"Itu adalah bagian dari kesepakatan koalisi dengan Gantz, atas permintaannya. Saat Gantz pergi, tidak ada lagi forum seperti itu," lanjut Netanyahu.

Kepergian Gantz meningkatkan tekanan dari Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang keduanya melakukan lobi untuk bergabung dengan kabinet perang.

Dalam sebuah surat kepada Netanyahu tertanggal Kamis, Ben-Gvir menulis bahwa perang Israel telah "dilakukan secara rahasia", selama delapan bulan terakhir, melalui "forum-forum terbatas yang berganti-ganti nama dan definisi secara berulang-ulang, semuanya demi tujuan untuk mengontrol keputusan dan menghindari diskusi mengenai posisi-posisi lain yang akan menentang konsepsi lama".

 

Mengapa Ben-Gvir dan Smotrich begitu bermasalah?

Ben-Gvir dan Smotrich mewakili konstituen ultra-Ortodoks dan berhaluan kanan-keras dalam politik Israel yang semakin condong ke kanan. Mereka juga terkait erat dengan gerakan pemukim, yang berusaha untuk membangun di atas tanah yang menurut hukum internasional adalah tanah Palestina.

Keduanya sebelumnya mengancam akan mengundurkan diri jika Israel tidak melancarkan serangannya saat ini ke kota Rafah di Gaza, yang menjadi tempat tinggal 1,5 juta pengungsi.

Ben-Gvir dan Smotrich juga mendukung pendirian pemukiman ilegal di Gaza, menyusul "migrasi sukarela" warga Palestina yang tinggal di sana - sebuah posisi yang sangat kontras dengan kebijakan perang resmi Israel.

Terakhir adalah kedudukan internasional mereka, yang cukup bermasalah.

Tak satu pun dari sekutu Israel, termasuk AS, yang kemungkinan akan terlibat dengan salah satu dari kedua politisi tersebut, yang pada dasarnya melemahkan peran potensial apa pun di dalam kabinet perang.

Tidak bisakah Netanyahu mengabaikan mereka begitu saja?

Tidak juga.

Mengingat bahwa partai-partai Ben-Gvir dan Smotrich memiliki gabungan 14 kursi di Knesset - dibandingkan dengan, katakanlah, Persatuan Nasional Gantz yang hanya memiliki 12 kursi - penarikan diri mereka akan menyebabkan runtuhnya kabinet koalisi dan berakhirnya masa jabatan Netanyahu.

Bagaimana sekarang?

Peran kabinet perang dalam menentukan administrasi konflik sebagian besar telah berakhir dengan mundurnya Gantz, sehingga pembubaran resminya tidak akan membuat perbedaan besar.

Menurut Netanyahu, kabinet perang akan digantikan oleh kabinet dapur yang lebih kecil, di mana diskusi dan konsultasi sensitif dapat dilakukan.

Menurut surat kabar Yedioth Ahronoth, badan baru ini akan mencakup Gallant, Dermer, dan kepala Dewan Keamanan Nasional Tzachi Hanegbi.

Hal ini juga akan menghalangi upaya Smotrich dan Ben-Gvir untuk bergabung dengan badan tersebut.

AL JAZEERA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus