Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Dubai – Otoritas Iran bakal mengirim kotak hitam dari pesawat Ukraina, yang tertembak jatuh militer Iran pada 8 Januari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Insiden yang menimpa pesawat milik Ukraine International Airlines itu menewaskan 176 penumpang dan kru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keputusan pemerintah Iran ini menanggapi desakan dari pemerintah Ukraina sebelumnya, yang meminta pengusutan tuntas insiden ini dan pembayaran kompensasi kepada keluarga para korban.
“Otoritas Iran juga bersiap untuk menyambut kedatangan para ahli dari Prancis, Kanada dan Amerika Serikat untuk memeriksa data dan rekaman suara dari Ukraine International Airlines,” begitu dilansir media Tasnim News asal Iran, yang dilansir Reuters pada Sabtu, 18 Januari 2020.
Insiden penembakan ini terjadi beberapa jam setelah militer Iran menghujani dua markas militer AS di Irak. Serangan Iran itu sebagai balasan atas terbunuhnya Komandan Pasukan Al Quds, Qassem Soleimani, atas perintah Presiden Donald Trump beberapa hari sebelumnya.
Sebuah rekaman video menunjukkan dua rudal melesat dari sebuah pangkalan militer Iran dan mengenai pesawat penumpang Ukraina itu.
Pesawat ini dalam perjalanan dari Teheran Iran menuju Kiev, Ukraina.
Awalnya, pemerintah Iran membantah jatuhnya pesawat akibat tembakan rudal. Namun belakangan, ini diakui.
Militer Iran juga akhirnya mengatakan telah menembak pesawat Ukraina itu karena mengira itu adalah rudal balasan dari AS.
Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengecam keras kesalahan ini dan menyebutnya tidak termaafkan.
Dia meminta pembentukan pengadilan khusus untuk memeriksa semua pihak yang terkait dengan penembakan ini.
Otoritas hukum Iran mengatakan telah menangkap sejumlah orang yang diduga kuat terlibat langsung dalam penembakan pesawat penumpang ini. Namun, jumlah dan identitas para tersangka belum diungkap ke publik.