Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Sebuah pabrik di Cina dilaporkan membayar upah buruhnya dengan barang yang mereka produksi, batu bata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti dilansir Jiangxi Daily, Ahad 21 Januari 2018, upah sekitar 30 buruh di pabrik batu bata di kota Nanchang, di timur Cina belum dibayarkan. Mereka mengatakan upah yang belum dibayar mencapai lebih dari 900.000 yuan atau sekitar Rp 1,86 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah pertemuan antara pemilik pabrik dan para buruh tidak memperoleh jalan keluar, mereka akhirnya meminta bantuan dinas ketenagakerjaan setempat.
Baca juga:
Otoritas setempat kemudian bernegosiasi dengan pemilik pabrik dan hingga akhirnya terjadi kesepakatan pembayaran sebagian gaji, namun bukan dalam bentuk uang tunai.
Pemilik pabrik bersedia menyerahkan sekitar 290.000 keping batu bata senilai sekitar 80.000 yuan atau sekitar Rp 165 jut kepada para buruh.
Jumlah itu jelas tidak menutup seluruh hak pekerja yang harus dibayarkan perusahaan. Namun, pemilik pabrik berjanji akan tetap mencari cara guna melunasi gaji karyawannya.
Belum diketahui mengapa pabrik di Cina ini gagal membayar gaji buruhnya. Juga tidak dijelaskan apakah para pekerja bersedia menerima pembayaran sebagian hak mereka dengan cara itu.