Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Papua Nugini Rusuh Akibat Gaji PNS Dipotong: 15 Orang Tewas, Penjarahan Meluas

Papua Nugini diguncang kerusuhan setelah gaji PNS dan polisi dipotong. Aksi protes berlangsung rusuh yang mengakibatkan penjarahan.

11 Januari 2024 | 13.02 WIB

James Marape, Perdana Menteri Papua Nugini. Sumber: Reuters
Perbesar
James Marape, Perdana Menteri Papua Nugini. Sumber: Reuters

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Papua Nugini diguncang kerusuhan. Lima belas orang tewas dalam penjarahan dan pembakaran yang meluas di Papua Nugini. Kerusuhan pecah meski Perdana Menteri Papua Nugini James Marape telah meminta agar rakyatnya tenang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Sebelum Papua Nugini rusuh, protes menyebar di Port Moresby hingga ke kota lainnya. Delapan orang tewas dalam kerusuhan di ibu kota Port Moresby sementara tujuh orang lainnya tewas di Lae, di utara negara itu, menurut laporan media Australia, ABC yang mengutip informasi terkini dari polisi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Aksi protes polisi dan sektor publik pada Rabu terjadi akibat pemotongan gaji yang oleh para pejabat dianggap sebagai kesalahan administratif, lalu berubah menjadi pelanggaran hukum. Dalam tayangan TV, ribuan orang protes di jalan-jalan Port Moresby, banyak di antara mereka membawa barang-barang yang tampaknya dijarah ketika asap hitam mengepul.

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan pada konferensi pers pada Kamis, 11 Januari 2024, bahwa ketegangan di ibu kota telah mereda. Polisi tambahan dikerahkan untuk menjaga ketertiban.

“Polisi tidak bekerja kemarin di kota ini dan orang-orang melakukan pelanggaran hukum, tidak semua orang, tapi di bagian tertentu kota kami,” katanya pada konferensi pers pada hari Kamis.

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Port Moresby mengatakan polisi telah kembali bekerja, namun ketegangan masih tinggi. “Ketenangan yang relatif dapat berubah sewaktu-waktu,” katanya dalam sebuah pernyataan. Kedubes AS mengaku telah menerima laporan kekerasan di beberapa wilayah lain di negara tersebut.

Beberapa warga Cina mengalami luka ringan, dan toko-toko milik mereka menjadi sasaran vandalisme dan penjarahan, kata kedutaan besar Cina.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan komisi tinggi negaranya sedang memantau situasi tersebut. Australia belum menerima permintaan bantuan dalam bidang keamanan.

"Kami meminta agar tenang di masa sulit ini. Kami belum menerima permintaan apa pun dari pemerintah PNG saat ini tetapi teman-teman kami di Papua Nugini, kami memiliki hubungan baik dengan mereka."

Polisi di negara kepulauan Pasifik ini telah berjuang melawan lonjakan kejahatan dengan kekerasan selama setahun terakhir. Marape mengatakan peningkatan keamanan akan membantu menarik investasi asing pada sumber daya emas dan tembaga PNG.

Polisi melakukan pemogokan pada Rabu pagi setelah tahu bahwa gaji mereka dipotong.

Pemerintah menyebarkan pesan di media sosial yang menyangkal bahwa pajak baru telah dikenakan pada polisi. Marape berjanji untuk memperbaiki kesalahan administratif yang menyebabkan gaji polisi berkurang.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus