DI suatu restoran, tidak jauh dari istana, mereka makan bersama
Jumat malam itu. Restoran itu milik KCIA (Pusat Intelijens Korea
Selatan) yang semestinya cukup aman bagi kehadiran Presiden Park
Chung-hee. Justru di situ Park kena tembak, dan tewas ketika
diangkut ke rumah sakit militer.
Ditembak atau tertembak? Jawabannya tentang peristiwa di Seoul
pekan lalu itu masih samar-samar. Siaran resmi semula agak
membingungkan, hingga di Washington, misalnya, sumber Deplu AS
menarik kesimpulan bahwa telah terjadi suatu kudeta di Seoul dan
Park telah digulingkan.
Beberapa jam sesudah Park tewas, rupanya diadakan sidang darurat
kabinet. Di situ, demikian siaran resmi, disampaikan bahwa Park
sudah tidak mampu lagi melanjutkan tugasnya sebaai kepala
negara, sedang penggantinya adalah PM Choi Kyu-hah. Ini
dinyatakan sesuai dengan pasal 38 konstitui negara itu, tapi
tanpa penjelasan kenapa hal tersebut harus terjadi. Maka
spekulasi berita kudeta telah sempat tersiar luas.
Keesokan paginya barulah pemerintah di Seoul menjelaskan bahwa
Park bukan digulingkan. Menteri Penerangan Kim Sungjin
mengungkapkan bahwa dalam jamuan makan di restoran itu Direktur
KCIA, Kim Jae-kyu, bertengkar dengan Kepala Sekuriti
Kepresidenan, Cha Chi-chol.
Dalam percekcokan itu Kim mengunakan pistolnya yang menewaskan
Cha dan tiga orang lainnya, sedang Park juga korban. Tapi siaran
resmi berusaha menimbulkan kesan bahwa Park di situ tertembak,
bukan ditembak. Discbut misalnya, bahwa keduanya -- Kim dan Cha
-- adalah orang kepercayaan Park.
Kim memang selama ini dikenal setia pada Park, yang
mengangkatnya menjadi Direktur KCIA tahun 1974. Bertahun-tahun
Park memperalat KCIA untuk memperkokoh rejimnya yang dikenal
otoriter. Adalah KCIA pula yang pernah menculik pemimpin oposisi
Kim Daejung dari suatu hotel di Tokyo dan membawanya kembali ke
Seoul.
Gerakan oposisi kebetulan memuncak belakangan ini. Sejak
konfrontasi di gedung parlemen yang berakhir 4 Oktober dengan
pemecatan Kim Youngsam, pemimpin Partai Demokrasi Baru,
kerusuhan anti-Park telah melanda Pusan dan Masan. Kaum
demonstran, para mahasiswa di kedua kota itu yang tampaknya
bersimpati pada Kim Youngsam telah menuntut supaya Park
disingkirkan. Tentara yang bersenjata M-16, yang dilindungi
barisan tank, dikirim ke sana untuk menghentikan demonstrasi
kekerasan yang dianggap terhebat dalam l5 tahun ini. Kedua kota
itu juga dikenakan UU Darurat Militer.
Pemerintahan Park telah jengkel sekali terhadap Kim Young-sam
karena interpiunya yang dimuat New York Times. Menurut koran
itu, Kim menuntut Washington supaya mengakhiri bantuannya untuk
rejim Park. Akibatnya, dia bukan hanya dipecat dari parlemen,
tapi juga dinyatakan pemilihan atas dirinya sebagai Ketua Partai
Demokrasi Baru sudah tidak berlaku lagi.
Apakah peristiwa di restoran tadi berkaitan dengan meningkatnya
gerakan anti-Park? Ini masih belum terjawab. Namun Direktur KCIA
sedang ditahan lan diinterogasi.
Menggondol Pangkat Jenderal
Kematian Park ternyata mencemaskan berbagai pihak di Korea
Selatan sendiri. Angkatan bersenjatanya yang berkekuatan 600.000
orang segera disiapkan, terutama guna menghadapi kemungkinan
serangan mendadak dari Utara. Washington juga memerintahkan
siap-siaga bagi lebih dari 30.000 tentara AS yang ditempatkan di
Korea Selatan.
Park lahir dari keluarga petani miskin 62 tahun lalu di
Sangmori, desa nelayan di propinsi Kyungeang. Ia menjadi guru
selama tiga tahun sebelum menjadi tentara. Karir militernya
dimulai tahun 1940 di Mancuria (waktu itu dikuasai Jepang).
Sesudah perang usai tahun 1945, pangkat letnan yang diperolehnya
dalam tentara Jepang naik menjadi kapten ketika ia pulang ke
Korea. Ia aktif dalam perang Korea -- 1950 s/d 1953, dan
menggondol pangkat jenderal dalam usia 36.
Namanya tidak begitu dikenal sampai ia memimpin kudeta tahun
1961 yang berhasil. Sejak itu selama 18 tahun bekas guru ini
memerintah dengan tangan besi. Pemerintahannya tidak populer,
tapi berhasil memajukan ekonomi negaranya secara mengagumkan.
Korea Selatan kini suatu negara industri.
Lima tahun lalu isterinya terbunuh. Jenazah Park direncanakan
akan dikuburkan dekat makam isterinya akhir pekan ini.
Sesudah Park, bagaimana? PM Choi Kyu,kah, 61 tahun, hanya
menjabat presiden selama tiga bulan. Kemudian, berdasar
konstitusi, harus dipilih presiden baru. Demi ketenangan, tokoh
Choi memungkinkan. Dia dikenal sebagai teknokrat, yang pandai
melaksanakan kebijaksanaan Park. Tapi dia bukan politisi.
Ujian baginya ialah apakah bisa membuat rakyat tenang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini