Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pasukan Perdamaian PBB Jadi Korban Tewas di Mali

Seorang pasukan perdamaian PBB tewas ketika iring-iringan kendaraan menabrak alat peledak.

3 Oktober 2021 | 20.00 WIB

Sat-81 Gultor sangat kenyang dengan asam garam pertempuran dan misi pembebasan sandera, salah satunya adalah operasi pembebasan sandera Don Muang, operasi pembebasan sandera di Mapenduma, misi pencarian tokoh OPM di Papua, YonGab konflik Ambon, Operasi militer Aceh, Satgas pembebasan sandera di Somalia dan diperkirakan Sat-81 Gultor ikut digerakan dalam operasi pembebasan sandera di Papua Nugini yang kini tengah berlangsung. Getty Images
Perbesar
Sat-81 Gultor sangat kenyang dengan asam garam pertempuran dan misi pembebasan sandera, salah satunya adalah operasi pembebasan sandera Don Muang, operasi pembebasan sandera di Mapenduma, misi pencarian tokoh OPM di Papua, YonGab konflik Ambon, Operasi militer Aceh, Satgas pembebasan sandera di Somalia dan diperkirakan Sat-81 Gultor ikut digerakan dalam operasi pembebasan sandera di Papua Nugini yang kini tengah berlangsung. Getty Images

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Satu pasukan perdamaian PBB tewas dan empat orang lainnya luka-luka setelah iring-iringan (konvoi) yang mereka lakukan menabrak sebuah alat peledak di wilayah utara Mali. Pasukan penjaga perdamaian PBB di Mali mengkonfirmasi kejadian ini, yang terjadi pada Sabtu, 2 Oktober 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Peristiwa ini persisnya terjadi dekat sebuah kota Tessalit dan mengingatkan pada pembunuhan lima aparat dalam sebuah penyergapan sebuah iring – iringan kendaraan pertambangan di selatan Mali pada pekan ini. Serangan di selatan Mali tersebut diklaim oleh kelompok yang punya jaringan dengan al Qaeda.

 

Tentara Perancis tiba di bandara Bamako, dalam rangka intervensi militer di Mali (17/1). AP Photo/Jerome Delay

Serangan bersenjata oleh kelompok radikal telah menjadi hal yang biasa terjadi di Mali dan negara-negara tetangganya seperti Burkina Faso dan Niger. Serangan bersenjata tetap saja terjadi walau pun sudah diterjunkan pasukan perdamaian internasional. Ribuan warga sipil terbunuh dan mengungsi akibat serangan bersenjata ini.

 

“Insiden ini adalah sebuah pengingat yang menyedihkan akan bahaya permanen terhadap pasukan perdamaian kami,” kata El Ghassim Wane, Kepala misi perdamaian PBB MINUSMA.

     

Dalam misi perdamaian MINUSMA, dikerahkan 13 ribu pasukan untuk menahan kekerasan yang dilakukan kelompok-kelompok bersenjata di wilayah utara dan tengah Mali. Terhitung sejak 2013, ada sekitar 255 kematian atau kejadian paling mematikan dari puluhan misi perdamaian PBB.

 

 

Sumber: Reuters

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus