Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Satu pasukan perdamaian PBB tewas dan empat orang lainnya luka-luka setelah iring-iringan (konvoi) yang mereka lakukan menabrak sebuah alat peledak di wilayah utara Mali. Pasukan penjaga perdamaian PBB di Mali mengkonfirmasi kejadian ini, yang terjadi pada Sabtu, 2 Oktober 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peristiwa ini persisnya terjadi dekat sebuah kota Tessalit dan mengingatkan pada pembunuhan lima aparat dalam sebuah penyergapan sebuah iring – iringan kendaraan pertambangan di selatan Mali pada pekan ini. Serangan di selatan Mali tersebut diklaim oleh kelompok yang punya jaringan dengan al Qaeda.
Tentara Perancis tiba di bandara Bamako, dalam rangka intervensi militer di Mali (17/1). AP Photo/Jerome Delay
Serangan bersenjata oleh kelompok radikal telah menjadi hal yang biasa terjadi di Mali dan negara-negara tetangganya seperti Burkina Faso dan Niger. Serangan bersenjata tetap saja terjadi walau pun sudah diterjunkan pasukan perdamaian internasional. Ribuan warga sipil terbunuh dan mengungsi akibat serangan bersenjata ini.
“Insiden ini adalah sebuah pengingat yang menyedihkan akan bahaya permanen terhadap pasukan perdamaian kami,” kata El Ghassim Wane, Kepala misi perdamaian PBB MINUSMA.
Dalam misi perdamaian MINUSMA, dikerahkan 13 ribu pasukan untuk menahan kekerasan yang dilakukan kelompok-kelompok bersenjata di wilayah utara dan tengah Mali. Terhitung sejak 2013, ada sekitar 255 kematian atau kejadian paling mematikan dari puluhan misi perdamaian PBB.
Sumber: Reuters