Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pejabat Jepang Akui Ada Masa Pahit dalam Sejarah Indonesia-Jepang

Sekretaris Pers untuk Kaisar Naruhito, Kojiro Shiojiri, mengakui bahwa memang ada masa yang pahit dalam sejarah antara Indonesia dan Jepang.

21 Juni 2023 | 09.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Pers untuk Kaisar Naruhito, Kojiro Shiojiri, mengakui bahwa memang ada masa yang pahit dalam sejarah antara Indonesia dan Jepang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Menurut kami, memang selama ini ada masa yang sulit. Namun demikian, kita harus mengatasi masa sulit itu untuk membuka suatu hubungan yang lebih baik di antara kedua negara yaitu Indonesia dan Jepang,” kata Sekretaris Pers Kojiro Shiojiri di Jakarta, Selasa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Shiojiri mengatakan hal tersebut saat memberikan arahan pers terkait kunjungan Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako di Indonesia.

Menurut Shiojiri, Jepang melaksanakan berbagai kerja sama dengan Indonesia secara harmonis di berbagai bidang, salah satunya dalam bidang kebencanaan dengan mendirikan Balai Teknik SABO di Yogyakarta.

“Dan tahun ini, tahun yang istimewa karena kami menyambut 65 tahun hubungan diplomatik Jepang dan Indonesia. Selama 65 tahun, Jepang dan Indonesia maju bersama-sama dan menjalin berbagai kerja sama seperti yang saya sampaikan tadi,” kata Shiojiri

Shiojiri juga menambahkan bahwa dari perkembangan hubungan Indonesia dan Jepang, pada tahun ini terwujud lawatan Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako ke Indonesia.

Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako mengunjungi Indonesia atas undangan Presiden Indonesia Joko Widodo yang berkunjung ke Jepang pada Juli tahun lalu. Mereka sangat ingin melihat langsung perkembangan hubungan antara Indonesia dan Jepang.

Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Indonesia, pada Sabtu (17/6), dan berencana akan kembali ke Jepang pada Jumat 23 Juni.

Selama kunjungan ke Indonesia, Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor dan mengunjungi beberapa tempat seperti Taman Makam Pahlawan Kalibata, Museum Nasional, dan Universitas Darma Persada.

“Selama berada di Indonesia, kami ingin memperdalami keragaman masyarakat dan kebudayaan serta sejarah Indonesia, dan kami ingin mengenangkan dan merasakan orang-orang yang berkontribusi untuk meningkatkan persahabatan antar kedua negara,” kata Shiojiri mengutip sambutan Kaisar Naruhito dalam kunjungannya ke Istana Bogor.

Masa pendudukan Jepang di Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda dimulai pada 8 Maret 1942 dan berakhir pada 17 Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta.

Meski hanya tiga tahun menjajah, banyak warga mengalami siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan tanpa alasan dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda juga menjadi target sasaran dalam penguasaan Jepang.

Kendati demikian, kejahatan-kejahatan perang di Indonesia disebut tidak seburuk yang dilakukan di Cina atau Korea pada masa yang sama. Sejumlah komandan, seperti misalnya Jenderal Hitoshi Imamura di Jawa, bahkan secara terbuka dikritik di koran-koran Jepang karena dinilai terlalu lunak.

ANTARA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus