Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pemerintah Gaza Serukan 6.000 Korban Luka Berat Dirawat di Luar Negeri

Menurut Pemerintah Gaza, 30 rumah sakit di wilayah kantong itu tidak dapat beroperasi saat lebih dari 58.000 orang terluka akibat agresi Israel.

8 Januari 2024 | 17.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang anak Palestina Ameer Joma, yang terluka dalam serangan Israel, duduk bersama ayahnya di dalam ambulans saat mereka menunggu untuk diangkut untuk perawatan di rumah sakit Mesir, di perbatasan Rafah di selatan Jalur Gaza, 1 November 2023.REUTERS/Arafat Barbakh

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah di Gaza pada Minggu, 7 Januari 2024 menyerukan agar 6.000 korban luka serius dirawat di luar negeri di tengah bencana kemanusiaan akibat blokade dan serangan Israel yang hingga kini masih berlangsung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melalui pernyataan, kantor media di Gaza menjelaskan “situasi bencana” di bidang kesehatan akibat serangan Israel sejak 7 Oktober.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurutnya, 30 rumah sakit di wilayah kantong itu tidak dapat beroperasi saat lebih dari 58.000 orang terluka akibat agresi Israel.

“Kami meminta saudara-saudara kami di Mesir untuk segera membuka perbatasan Rafah dan mengizinkan evakuasi 6.000 korban luka serius dari Gaza guna mendapatkan perawatan sebab rumah sakit di Jalur Gaza tidak sanggup melayani pasien yang begitu banyak,” kata kantor tersebut

Hanya 10-20 korban luka yang katanya diizinkan untuk dievakuasi setiap hari. Situasi tersebut semakin membebani warga Palestina yang terluka, yang jumlahnya terus bertambah, seperti dikutip dalam pemberitaan itu.

Kantor media tersebut juga meminta komunitas internasional, khususnya Amerika Serikat, untuk menekan Tel Aviv supaya menghentikan “perang genosida” terhadap rakyat Palestina yang tak berdaya.

Menurut pernyataan Kementerian Kesehatan di Gaza, Israel berupaya menghancurkan Rumah Sakit Martir Al Aqsa di Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah, dengan menggunakan pesawat nirawak (UAV).

Israel terus menggempur Gaza menyusul serangan lintas batas yang diluncurkan kelompok perlawanan Palestina, Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan sedikitnya 22.800 warga Palestina dan melukai lebih dari 58.400 orang lainnya.

Sementara itu, hampir 1.200 orang Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.

Serangan Israel yang intens telah menyebabkan kehancuran di Gaza, dengan 60 persen infrastruktur di sana rusak atau hancur dan hampir 2 juta penduduk mengungsi di tengah krisis makanan, air bersih serta obat-obatan.

ANADOLU

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus