Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pemilu sudah di ambang pintu ?

Ketegangan di pucuk pimpinan umno belum reda. kursi deputi pm yang ditinggalkan musa hitam banyak yang ngincar. pas kian gencar berkampanye. ada surat kaleng yang menjatuhkan reputasi musa. (ln)

19 April 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERINTAH untuk mempersiapkan kampanye pemilu sudah dicanangkan Sekjen Barisan Nasional Ghafar Baba kepada semua anggota koalisi itu, akhir pekan silam. Menurut Ghafar, masa kampanye akan dipersingkat, hanya tiga atau bahkan dua minggu saja sesudah parlemen dibubarkan. Memang sejauh ini belum ada jadwal yang pasti untuk pemilu, tapi instruksi Ghafar sudah merupakan isyarat, mereka tidak akan menunggu sampai April 1987, seperti yang semula direncanakan. Mengapa? Keretakan di pucuk pimpinan nasional akibat pengunduran diri Deputi PM Datuk Musa Hitam telah mengguncang sendi-sendi UMNO dan sedikit banyak mengganggu kelancaran pemerintahan. Tampaknya yang terjadi kini hanya riak, bukan gelombang, tapi tak urung Majelis Tertinggi UMNO membahas juga masalah itu. Keputusan Datuk Musa Hitam untuk mengundurkan diri dari jabatan Deputi PM, tapi pada saat yang sama tetap mengemban jabatan Wakil Ketua UMNO, justru mempersulit masalah. Dengan massa pendukung yang lumayan kuat khususnya di Negara Bagian Johor, di samping tetap berwenang sebagai Wakil Ketua UMNO, dikhawatirkan kepentingan Datuk Musa sewaktu-waktu bisa saja bertabrakan dengan kepentingan Dr. Mahathir Mohamad. Hal seperti ini bisa saja terjadi, apalagi Musa terus terang sudah menyatakan bahwa ia tidak mungkin lagi bekerja sama dengan Mahathir. Dihadapkan pada dilema seperti ini, kedua tokoh itu tidak tinggal diam. Setelah bermukim di London selama sekitar satu bulan, Sabtu lalu Musa Hitam kembali ke Kuala Lumpur dengan tujuan memperkuat UMNO dalam pemilu. Mahathir sendiri sudah lebih dulu berkunjung ke daerah-daerah - kecuali Sabah - untuk menjajaki reaksi rakyat. Ia berpidato di berbagai rapat akbar tanpa lupa mengingatkan bahwa kekompakan partai harus dijaga, apalagi jika berhadapan dengan PAS (Parti Islam Sa-Malaysia) yang sangat gencar memonopoli ceramah agama, di Trengganu misalnya. Pada saat yang sama, Mahathir bukan tidak mengetahui bahwa kursi Deputi PM yang kosong itu kian diincar banyak orang. Memang anggaran dasar UMNO tidak mencantumkan bahwa seorang PM harus didampingi seorang deputi. Tapi pola pembagian kerja seperti itu sudah berjalan lama hingga suatu penyimpangan tentu akan merugikan juga pada akhirnya. Yang jadi masalah bukan saja mencari orang yang tepat untuk pengganti Musa, tapi juga mencari saat yang tepat. Menurut seorang anggota Majelis Tertinggi UMNO yang tidak bersedia disebut namanya, adalah lebih aman mengadakan pemilu lebih dulu, baru merombak kabinet kemudian. Dengan demikian, penunjukan Deputi PM tidak perlu dilakukan sekarang, karena kalau tidak cocok bisa menambah masalah. Apalagi keguncangan di kalangan UMNO serta Barisan Nasional hanya akan menguntungkan pihak oposisi, terutama pada hari-hari menjelang pemilu. Menghadapi kemungkinan seperti itu bukan berarti soal Deputi PM padam dengan sendirinya. Sekjen UMNO Datuk Sanusi Junid condong supaya pengganti Musa Hitam ditetapkan dulu, pemilu sebaliknya masih bisa menunggu. Ada beberapa calon yang dianggap memenuhi syarat, misalnya Wakil Ketua UMNO merangkap Sekjen Barisan Nasional, Ghafar Baba Menteri Pendidikan Datuk Abdullah Badawi, Menteri Pertanian Anwar Ibrahim ataupun Sekjen UMNO Datuk Sanusi Junid. Peluang terbesar - jika ditilik pada tradisi UMNO - akan jatuh pada Abdullah Badawi. Tentang kemungkinan ini sang datuk tidak sudi berkomentar, sedangkan Anwar Ibrahim katanya "tidak berambisi" karena merasa terlalu muda. Sebaliknya, Datuk Junid berminat untuk jabatan itu, hanya saja PM Mahathir belum menetapkan pilihannya. Tapi banyak pengamat condong berpendapat bahwa Ghafar akan tampil sebagai calon terkuat. Siapa Ghafar? Sudah 23 tahun Ghafar menjabat Wakil Ketua UMNO, sementara ia "dilangkahi" begitu saja oleh Hussein Onn dan Mahathir Mohamad. Dalam persaingan di kalangan UMNO, mungkin ia kurang menonjol, padahal cukup berpotensi sebagai penggalang kesatuan dan juru damai. Ia cukup berperan mengatasi berbagai konflik, krisis Sabah misalnya. Berusia 61 tahun, Ghafar dianggap ketuaan untuk jabatan Deputi PM, tapi pos penting itu sebenarnya bukanlah monopoli orang berusia 50-an. Masalahnya cuma adakah Mahathir akan mempercayakan pos itu pada Ghafar atau tidak. Sementara itu, perpecahan Mahathir-Musa Hitam tetap menjadi hal penting di Kuala Lumpur, terutama karena banyaknya surat kaleng yang beredar. Keretakan kian meruncing apalagi sang pelaku tidak ketahuan batang hidungnya. Sampai kini ada tiga jenis surat kaleng yang di sana disebut "surat layang". Pertama, yang berbahasa Inggris, setebal 28 halaman, diketik rapi dengan spasi jarang. Kedua, yang berbahasa Melayu berupa pamflet satu halaman yang ditulis seorang veteran UMNO dan ditujukan kepada semua jajaran partai itu. Ketiga lebih merupakan laporan bank yang menyangkut perihal pinjaman. Pada surat kaleng 28 halaman itu, pribad: Musa Hitam disorot habis-habisan, dipermalukan dalam 18 masalah nasional, sedangkan Mahathir disanjung tanpa cacat. Tak dapat tidak, surat ini telah menilai secara hitam-putih dengan tujuan menjatuhkan reputasi Musa. Surat kedua bernapaskan introspeksi berusaha mengkaji perpecahan Mahathir-Musa seraya menyebut tiga tokoh sebagai biangnya. Yang ketiga seakan memberi kesan bahwa aib yang menimpa UMNO kini tidak terlepas dari praktek-praktek perbankan yang sangat tidak terpuji. Kalangan politik yang dekat dengan Musa Hitam naik berang membaca surat layang yang dianggap sengaja mengecilkan arti sang datuk dengan cerita yang bukan-bukan. Musa Hitam sendiri menganggapnya sebagai fitnah dan yakin pembuatnya akan menerima balasan setimpal. Dan Anwar Ibrahim sudah menyatakan, kalau memang benar Musa diburuk-burukkan, ia akan mencari lalu menghajar pihak yang tidak bertanggung jawab itu. Isma Sawitri, Laporan James Lapian & Ekram Attamimi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus