Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Cabaran buat mahathir

Wawancara tempo dengan pm mahathir mohamad tentang upaya mengatasi pergolakan politik di sabah, kursi deputi pm yang kosong, pemilu, & surat kaleng yang menjatuhkan reputasi musa hitam. (ln)

19 April 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENJELANG Pilihan Rakyat Umum, yang kabarnya dilangsungkan September mendatang, Perdana Menteri Mahathir Mohamad semakin sibuk. Semua pelosok negeri dijelajahinya. Sehari setelah melawat Sarawak, Mahathir menerima TEMPO di ruang kerjanya yang luas di kantor perdana menteri. Berikut ini petikan wawancara James R. Lapian dan Ekram H. Attamimi dengan Mahathir, 12 April 1986, siang. Apakah perlu diadakan res-rukturisasi politik di Sabah (kekuatan politik tidak lagi berasaskan asas berbilang kaum tetapi mengikuti pola di Semenanjung) agar kasus ini tidak terulang lagi? Pemerintah hanya mengikuti perundang-undangan serta ketentuan yang ada. Kalau peraturan yang ada mengizinkan seseorang menjadi kerajaan di Sabah, itu terpulang kepadanya. Mengikuti pandangan Barisan Nasional, kami ingin melihat semua pihak mengambil bagian dalam pemerintahan, di mana tempat sekalipun. Walaupun satu pihak telah mempunyai mayoritas, kami masih ingin melihat pihak minoritas juga mengambil bagian. Kemudian mereka sama-sama membuat keputusan tentang dasar-dasar sebuah negeri. Ini yang sedang kami upayakan. Tampaknya pihak PBS (Partai Bersatu Sabah) dalam hal ini tidak menerima. Kalau mereka tidak menerima, kita tinggal melihat kepada ketentuan yang ada, karena ketentuan itu harus dihormati. Tapi dalam pandangan Barisan Nasional, hal itu sukar untuk diterima: satu keadaan dalam mana satu kumpulan atau satu kaum saja menguasai keadaan. Sampai seberapa jauh Barisan Nasional akan 'membuka pintu' bagi penyelesaian masalah Sabah? Asalkan mereka mau mematuhi prinsip-prinsip Barisan Nasional, kami tidak akan menutup pintu kepada mereka. Adakah batas waktunya? Tidak ada deadline. Yang penting ialah mereka mau menerima konsep serta dasardasar Barisan Nasional. Seandainya masalah Sabah ini terus berlarut, bagaimana nantinya Datuk akan mengakhirinya? Tidak ada masalah. Kasus ini sebenarnya tidak akan berkepanjangan. Masalahnya cuma apakah mereka mau bergabung dengan Barisan Nasional atau tidak. Sebenarnya ada berapa banyak formula yang diajukan untuk mengakhiri pertikaian di Sabah? Sudah dari semula saya mengatakan supaya menunjukkan kerja sama antara partai-partai di Sabah. Kemudian konsep ini diterima. Maka, saya pergi ke Sabah untuk membincangkan konsep kerja sama ini, yaitu dalam bentuk kerajaan campuran (koalisi). Kemudian datang usulan agar pembagian kursi dan jabatan pemerintahan yang ditentukan mereka sendiri. Itu kami terima. Namun, belakangan mereka berubah pikiran hingga akhirnya kami tidak bisa menerima kembali. Apakah keputusan Barisan Nasional menunda keanggotaan partai-partai lain di Sabah semata-mata karena Barisan Nasional tidak mau campur tangan di Sabah? Sudah ada partai di Sabah yang menjadi anggota Barisan Nasional, yaitu Parti Berjaya. Ada memang partai-partai yang baru muncul, yang mengajukan permohonan keanggotaannya. Tetapi kami harus meneliti dulu kedudukan partai-partai tersebut, apakah mereka layak untuk menjadi anggota Barisan Nasional, seberapa besar dukungan rakyat kepada mereka. Beralih kepada masalah deputi perdana menteri. Menurut Datuk, apakah jabatan yang tidak tercantum dalam konstitusi ini masih relevan untuk dipertahankan? Pekerjaan perdana menteri ini agak berat juga. Terkadang perdana menteri perlu membuat lawatan ke luar negeri. Pada saat semacam itu, sepatutnya ada orang yang mengurusi pekerjaan perdana menteri di dalam negeri. Kalau tidak ada seorang timbalan mungkin timbul persoalan, siapa yang akan dipilih selama perdana menteri tidak ada. Karena orang yang dipilih itu mendapat kedudukan yang istimewa, yang mungkin mempengaruhi pemilihan perdana menteri yang akan datang. Untuk menghindari adanya kekacauan, lebih baik kami mempunyai seorang timbalan. Ada dua peringkat dalam hal ini, seperti juga yang berlaku pada diri saya. Pada mulanya saya dipilih oleh Tun Hussein sebagai timbalan. Selepas itu, pemilihan ini disahkan oleh Mesyuarati Agung UMNO. Jadi, siapa saja yang dipilih sebagai timbalan, pengesahan itu penting. Kalau dia tidak sah dan dicabar (di-"tantang"), dan, orang lain menyainginya, maka kedudukannya tidak lagi berwibawa. Karena itu, kami terpaksa berpikir lain. Mengenai Pilihan Raya Umum, apakah tidak sebaiknya pelaksanaan Pilihan Raya Umum itu dipercepat karena partai-partai oposisi makin menguatkan kedudukannya dengan memakai isu Sabah dan kemerosotan ekonomi? Memang isu akan ada pada tiap pilihan raya. Kami sanggup dihadapkan dengan segala isu yang mereka lontarkan. Karena, pada hemat kami, pihak partai lawan pun tidak dapat menyelesaikan isu-isu ini. Mereka cuma menjadikannya sebagai bahan untuk nantinya dapat mengumpulkan suara, bukan untuk memecahkan permasalahan itu sendiri. Sebagai Presiden Barisan Nasional, apakah Datuk yakin Barisan Nasional nantinya akan meraih suara mayoritas? Pada pemilihan nanti? Kami akan menang dengan mayoritas. Tapi seberapa besar mayoritas itu, saya tak tahulah. Untuk mendapat mayoritas seperti pada pilihan raya 1982 agak sukar. Apa kesukaran itu, Datuk? Pada tahun 1982, kami berada pada honeymoon period. Saya baru saja mengambi alih jabatan perdana menteri. Sehingga orang tidak sempat memburuk-burukkan nama saya. Tetapi sekarang ini sudah lama sedikit memerintah. Ini memberi masa ke pada orang-orang tertentu membuat bermacam-macam fitnah Sudah barang tentu - siapa pun yang berkuasa - terpaksa kehilangan popularitasnya karena terpaksa mengambil tindakan. Tindakan tersebut bisa saja populer bagi sebagian pihak tapi bisa juga sebaliknya. Mengenai surat layang, apakah Datuk pernah mendengarnya? Ya, saya tahu. Ini tabiat buruk yang selalu terdapat di negara ini. Jika tidak ada pekerjaan, mereka membuat surat layang Karena mereka tahu agak sukar bagi kita untuk mempertahankan diri. Karena mereka tahu tuduhan yang mereka buat adalah tidak berdasar dan tidak berani. Mereka tidak berani berterus-terang, karena itu bisa menyebabkan mereka berurusan dengan pengadilan. Apakah Datuk pernah membacanya? Setengah saya baca.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus