Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, - Komunitas agama Sikh di Amerika Serikat mendesak aparat hukum menyelidiki motif kebencian ras di balik penembakan di gudang FedEX Indianapolis oleh seorang mantan karyawan. Pasalnya empat dari total delapan korban tewas berasal dari komunitas agama Sikh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bukan kebetulan bahwa penembak menargetkan fasilitas FedEx tertentu tempat dia bekerja dan tahu bahwa sebagian besar stafnya adalah Sikh," kata Direktur Eksekutif Koalisi Sikh, Satjeet Kaur, dikutip dari CNN, Ahad, 18 April 2021.
Menurut Kaur, serangan ini memberi rasa trauma bagi anggota komunitas Sikh. Ia menilai pelaku tidak memilih korbannya secara acak.
"Karena itu, kami memohon kepada pemerintah untuk memastikan bahwa penembakan ini tidak hanya diberhentikan oleh media atau penegak hukum dan mengakui apa itu- tindakan yang disengaja dimaksudkan untuk menimbulkan kerugian paling besar terhadap beragam orang Amerika," tuturnya.
Delapan orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka Kamis malam ketika seorang mantan karyawan FedEx melepaskan tembakan ke fasilitas dekat bandara utama Indianapolis. Usai menjalankan aksinya, pelaku yang bernama Brandon Hole, 19 tahun, bunuh diri. Penyidik masih berusaha memastikan motif di balik penembakan itu.
Jumat malam, polisi Indianapolis merilis nama delapan korban yang meninggal. Mereka adalah: Matthew R. Alexander, 32 tahun; Samaria Blackwell, 19 tahun; Amarjeet Johal, 66 tahun; Jasvinder Kaur, 50 tahun; Jaswinder Singh, 68 tahun; Amarjit Sekhon, 48 tahun; Karli Smith, 19 tahun; dan John Weisert, 74 tahun.
Penembakan di ibu kota negara bagian Indiana, kota terpadat ketiga di Midwest, adalah yang terbaru dalam serentetan tujuh penembakan massal yang mematikan di Amerika Serikat selama sebulan terakhir.
Sumber: CNN