Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amerika Serikat
Penembakan Tak Dongkrak Dukungan untuk Trump
KANDIDAT presiden dari Partai Republik, Donald Trump, ditembak saat kampanye pemilihan Presiden Amerika Serikat di Butler, Pennsylvania, Sabtu, 13 Juli 2024. Trump selamat, tapi telinga kanannya cedera. Badan Penyelidik Federal Amerika (FBI) mengidentifikasi penembaknya adalah Thomas Matthew Crooks, pria 22 tahun dan anggota Partai Republik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Senin, 15 Juli 2024, Trump menunjuk J.D. Vance, senator dari Partai Republik dan investor, sebagai calon wakil presiden pendampingnya. Vance, yang merupakan pendatang baru dalam politik nasional, mencuat berkat dukungan para miliarder dan raksasa Silicon Valley, terutama Peter Thiel, pengusaha yang turut mendirikan PayPal, dompet digital yang sudah banyak digunakan di berbagai negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak seperti perkiraan, insiden penembakan Trump itu tak sampai meningkatkan dukungan besar kepada Trump dan malah perolehan suaranya turun, meskipun masih unggul atas Joe Biden, kandidat Partai Demokrat. RealClearPolitics, agregator data jajak pendapat Amerika, mencatat bahwa Trump mendapat dukungan rata-rata 48,6 persen responden pada 12 Juli dan 47,7 persen pada 15 Juli. Sedangkan Biden mendapat dukungan 43,8 dan 43,2 persen pada periode yang sama.
Bangladesh
Penyelidikan Tewasnya Enam Demonstran
Pendukung anti kuota bentrok dengan polisi di Dhaka, Bangladesh, 18 Juli 2024. Reuters/Mohammad Ponir Hossain
PERDANA Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengumumkan bahwa komisi penyelidik yudisial akan menyelidiki tewasnya enam demonstran antikuota dalam seleksi calon aparatur sipil negara. “Saya menyatakan dengan tegas bahwa tindakan akan diambil untuk memastikan mereka yang melakukan pembunuhan, penjarahan, dan kegiatan teroris—siapa pun mereka—bakal menerima hukuman yang pantas,” katanya, Rabu, 17 Juli 2024, seperti dikutip India TV.
Dalam dua pekan terakhir, ribuan mahasiswa turun ke jalan memprotes kebijakan pemerintah yang memberikan kuota khusus sebesar 30 persen calon aparatur sipil negara kepada anak-anak pejuang kemerdekaan. Ditambah berbagai kuota lain, seperti bagi masyarakat adat dan difabel, hanya tersisa 44 persen lowongan yang terbuka untuk umum. Demonstran menilai sistem ini tidak adil dan mereka menuntut perubahan, terutama penghapusan kuota untuk anak-anak pejuang.
Pada Selasa, 16 Juli 2024, para pengunjuk rasa bentrok dengan anggota sayap mahasiswa dari partai Liga Awami, partai Sheikh Hasina. Enam orang, termasuk setidaknya empat mahasiswa, tewas dalam bentrokan itu. Salah satu korban adalah mahasiswa Begum Rokeya University, Rangpur, yang tewas ditembak polisi saat menggelar protes di kampusnya. Pihak berwenang mendesak semua universitas menutup kampus mereka ketika polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet di tengah bentrokan sengit.
Protes ini merupakan tantangan besar pertama bagi pemerintahan Hasina sejak ia meraih masa jabatan perdana menteri periode keempat pada Januari 2024 seusai pemilihan umum yang diboikot oleh oposisi Partai Nasionalis Bangladesh. Protes ini diduga berhubungan dengan stagnannya pertumbuhan lapangan kerja di sektor swasta sehingga pencari kerja berburu lapangan kerja di pemerintahan, yang menawarkan kenaikan upah rutin dan hak istimewa lain.
Kepala Urusan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa Volker Türk memprotes kekerasan ini. “Semua tindakan kekerasan dan penggunaan kekuatan, terutama yang mengakibatkan hilangnya nyawa, harus diselidiki dan pelakunya dimintai pertanggungjawaban,” ujarnya. Dia menekankan bahwa kebebasan berekspresi dan berkumpul secara damai adalah hak asasi manusia yang mendasar.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo