Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Pelatih klub basket NBA, Golden State Warriors, Steve Kerr menyerukan kontrol senjata yang lebih ketat setelah penembakan massal di sekolah dasar di Texas menewaskan 21 orang, 19 diantaranya adalah anak-anak pada Selasa waktu setempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kerr yang tampak terguncang mengatakan dia tidak akan membahas pertandingan final Wilayah Barat Warriors melawan Dallas Mavericks. Mantan pemain Chicago Bulls itu mengutarakannya jelang pertandingan Dallas Mavericks vs Golden State Warriors di gim keempat final Wilayah Barat NBA.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dalam 10 hari terakhir, Amerika Serikat mengalami penembakan warga kulit hitam di sebuah supermarket di Buffalo, ada penembakan di gereja Asia di California Selatan," kata Kerr.
"Sekarang kita mengalami anak-anak yang dibunuh di sekolah. Kapan kita akan melakukan sesuatu? Saya sangat lelah bangun di sini dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang hancur di luar sana,” kata Kerr sambil menangis seperti dilansir The Independent Rabu 25 Mei 2022.
Dia juga mengecam anggota parlemen karena menghalangi upaya untuk memajukan langkah-langkah pengendalian senjata.
“Apakah Anda menyadari bahwa 90 persen orang Amerika, terlepas dari partai politik, menginginkan pemeriksaan latar belakang, pemeriksaan latar belakang universal senjata api? 90 persen dari kami,” ujar Kerr.
“Kami disandera oleh 50 Senator di Washington yang bahkan menolak untuk memberikan suara, terlepas dari apa yang kami inginkan dari rakyat Amerika. Mereka tidak akan memilihnya karena mereka ingin mempertahankan kekuatan mereka sendiri.”
Pelatih berusia 56 itu diketahui sebagai sosok yang vokal bicara mengenai aturan penggunaan senjata di Amerika Serikat sejak lama. Ayah Kerr, Malcolm, tewas ditembak oleh dua orang pria bersenjata pada 1984.
Sementara itu, korban tewas penembakan maut di SD Robb Texas kini bertambah menjadi 19 anak-anak dan dua orang dewasa. Gubernur Texas Greg Abbott semula mengatakan bahwa ada 15 orang tewas akibat insiden mengerikan itu yang terdiri dari 14 siswa dan 1 orang guru.
SUMBER: THE INDEPENDENT