Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Penemuan Pulau Hawaii, Penduduk Anggap Kapten James Cook dan Kru sebagai Dewa

18 Januari 1778, Kapten james Cook dan kru sampai di kepulauan yang mereka sebut Kepulauan Sandwich yaitu Kepulauan Hawaii. Mereka dianggap dewa.

19 Januari 2022 | 08.01 WIB

Kapten James Cook. Foto: Wikipedia
Perbesar
Kapten James Cook. Foto: Wikipedia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tahukah Anda siapa yang pertama kali menemukan Hawaii? Kapten James Cook sang penjelajah Inggris menjadi orang Eropa pertama yang menemukan Kepulauan Hawaii pada 18 Januari 1778, saat berlayar melintasi Pulau Oahu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melansir dari historydaily.org, James Cook merupakan salah seorang kapten laut, navigator, dan penjelajah Inggris yang paling produktif selama zaman eksplorasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Berasal dari keluarga petani yang lahir di Yorkshire, Inggris pada 27 Oktober 1728, ketika remaja Cook adalah anak cerdas yang ingin tahu. 40 tahun kemudian setelah sebelumnya menjadi sukarelawan untuk Angkatan Laut Kerajaan, Cook ditunjuk menjadi pemimpin ekspedisi dan diberikan sebuah kapal yakni HMS Endeavour.

Kapal tersebut digunakan untuk mengangkut beberapa anggota Royal Society serta asisten dan peralatan mereka.

Menemukan Kepulauan Sandwich atau Hawaii

Kemudian Cook mengarungi Endeavour ke seluruh dunia, tapi pelayarannya sebagian besar dipusatkan ke Pasifik Selatan. Hingga pada Januari 1778, bersama krunya Cook sampai di kepulauan yang mereka sebut Kepulauan Sandwich yaitu Kepulauan Hawaii. Setelah salah satu pelindung Cook yakni Earl of Sandwich alias John Montague.

Setelah itu di bulan November para kru kembali lagi ke Hawaii dan menghabiskan waktu beberapa Minggu untuk berlayar dari satu pulai ke pulau lain sambil mengamati daratan, mengisi persedian kembali, dan mencatat pengamatan ilmiah. Saat mendarat di Teluk Kealakekua, penduduk setempat tengah berada di festival besar. Para penduduk yakin bahwa para kru Cook adalah dewa, apalagi Lono , Dewa Hawaii yang penduduk pulau yakini akan kembali dengan cara yang sama.

Keramahan dan pemujaan penduduk asli tersebut sepenuhnya dimanfaatkan oleh Cook dan krunya. Akan tetapi setelah seorang anggota kru meninggal dan mengatakan bahwa dirinya fana, maka banyak penjelasan yang harus diberikan. Namun sepertinya Cook dan para krunya gagal, sebab orang-orang Hawaii mulai melemparkan batu ke Cook dan kapalnya. Bahkan salah satu kapal Cook yang lebih kecil dicuri oleh mereka. Kemudian Cook memohon untuk mengatur pengembalian kapal, kepada kepala suku Hawaii.

Namun setelah berlayar ke Selatan, kepala suku ditembak mati dan orang-orang Hawaii yang marah membakar sampai habis orang-orang Eropa. Kemudian mereka membawa tubuh Cook kembali ke desanya, dimana sebelumnya Cook telah ditikam di bagian leher dan meninggal di pantai.

Di desa orang-orang Hawaii, mayat Cook direbus dan diambil daging serta tulangnya. Hal ini mengarah pada rumor kanibalisme.

Nyatanya, penduduk asli Hawaii hanya menyakini bahwa kekuatan dan roh seseorang bersemayam di tulang. Merebus menjadi cara yang tepat untuk menghilangkan dagingnya dan menjadi persyaratan untuk pengawetan yang dijadikan sebagai artefak keagamaan. Sebab penduduk tersebut cukup mempercayai bahwa Cook itu saleh, sehingga mereka memperlakukannya seperti itu sebelum dikembalikan ke krunya.

Dilansir dari exploration.marinersmuseum.org, Kapten James Cook dikenal karena perjalanannya yang luar biasa membawanya lebih jauh ke selatan daripada penjelajah lain pada masanya.

Meski Kapten James Cook tidak bisa membuktikan adanya benua di ujung selatan bumi, tapi ia merupakan orang pertama yang memetakan garis pantai Selandia Baru, garis pantai timur yang akan menjadi Australia, dan beberapa pulau kecil di Pasifik.

PUSPITA AMANDA SARI

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus