Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pengusaha Belanda Bangun Peternakan Sapi Terapung di Rotterdam

Pengusaha Belanda, Minke van Wingerden, membuat peternakan sapi terapung dengan teknologi modern di kota pelabuhan tersibuk Eropa, Rotterdam.

2 Oktober 2019 | 18.00 WIB

Pemandangan Peternakan sapi terapung di Pelabuhan Rotterdam, Belanda, 1 Oktober 2019.[REUTERS]
Perbesar
Pemandangan Peternakan sapi terapung di Pelabuhan Rotterdam, Belanda, 1 Oktober 2019.[REUTERS]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha Belanda membuat inovasi baru, yakni membangun peternakan sapi di atas perairan Rotterdam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Minke van Wingerden terlihat puas ketika salah satu dari 32 sapi coklat dan putihnya diperah di pos pemerahan susu otomatis di sebuah peternakan yang tidak biasa, yakni sebuah platform yang terletak di salah satu saluran air di pelabuhan Rotterdam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Van Wingerden adalah salah satu pengembang dari Peternakan Terapung, yang menguji apakah peternakan sapi perah skala kecil dan berkelanjutan layak dilakukan di jantung salah satu kawasan industri urban di dunia, yang jauh dari ladang hijau seperti agribisnis konvensional.

"Gagasan ini dimulai pada 2012, rekan saya Peter. Dia terlibat dalam sebuah proyek di New York dan kemudian Badai Sandy menghantam New York dengan sangat buruk, sehingga banjir dan setelah dua hari tidak ada makanan segar lagi di rak karena hub logistik juga banjir," katanya seperti dikutip dari Reuters, 2 Oktober 2019.

"Jadi, kita kemudian menyadari: mengapa tidak memproduksi makanan sehat di air dekat kota?, dan di situlah muncul ide," tambahnya.

Pemandangan Peternakan Terapung di Pelabuhan Rotterdam, Belanda, 1 Oktober 2019.[REUTERS]

Sapi-sapi itu tampaknya tidak terganggu oleh kandang futuristik mereka di pinggiran pelabuhan terbesar dan tersibuk di Eropa.

Fasilitas pengolahan susu dan pupuk kandang terletak di dek bawah, serta pintu masuk dan toko pengunjung. Padang rumput yang terletak sisi dermaga memberi kesempatan pada hewan untuk berada di tanah kering.

Atap kandang digunakan untuk menampung air hujan. Daya listrik untuk peternakan berasal dari panel surya yang mengambang di dekatnya.

"Jumlah lahan yang subur berkurang dan populasi dunia bertambah jadi bagaimana kita bisa menghasilkan makanan sehat yang cukup di masa depan?," kata Van Wingerden. "Tujuh puluh persen dari dunia adalah air jadi mengapa tidak menggunakan air untuk menghasilkan makanan sehat segar di dekat konsumen?"

Dekat dengan kota Schiedam, peternakan ini terletak di satu saluran "Merwehaven", sebuah pelabuhan di dalam pelabuhan seluas 105 kilometer persegi, yang dilewati kapal-kapal kontainer dari seluruh dunia.

Pemandangan Peternakan sapi terapung di Pelabuhan Rotterdam, Belanda, 1 Oktober 2019.[REUTERS]

Seluruh lokasi peternakan dilengkapi dengan teknologi peternakan terbaru seperti sistem pemberian makan otomatis, robot penyapu kotoran, stasiun pembersihan mandiri, dan aplikasi smartphone yang digunakan peternak Albert Boersen untuk memonitor sapinya.

Sebagai bagian dari swadaya, peternakan terapung sudah memiliki pemisah pupuk yang digunakan untuk memisahkan bahan kering dari urin, dengan bagian kering digunakan sebagai alas untuk sapi dan urin diubah menjadi pupuk organik.

Peternakan sapi terapung ini menjual beberapa botol susu segar langsung di tempat kepada pengunjung, sementara sisanya dipasteurisasi dan diubah menjadi susu atau yoghurt atau dijual kepada pelanggan yang tinggal di dekatnya melalui toko online atau toko kelontong.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus