Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Baku tembak antar-geng di Haiti yang terjadi sejak Jumat pekan lalu menyebabkan lebih dari 50 orang tewas. Perang antar-geng yang bersaing itu terjadi di dekat ibu kota Haiti Port-au-Prince.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Walikota Cite Soleil Joel Janeus, pada Senin, 11 Juli 2022, baku tembak antara geng di pinggiran kota miskin itu telah menyebabkan lebih dari 100 orang terluka. Ia menambahkan bahwa 50 dari mereka yang terluka dalam kondisi kritis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Orang-orang yang berjongkok selama penembakan, peluru menembus atap dan membunuh mereka," kata Janeus dalam sebuah wawancara telepon. "Orang-orang mencoba melarikan diri namun mereka terkena peluru."
Geng juga memblokir akses ke terminal bahan bakar Varreux, menurut laporan surat kabar Haiti Le Nouveliste. West Indies Group, konglomerat Haiti yang memiliki terminal Varreux, tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Kantor Perdana Menteri Ariel Henry tidak segera menjawab permintaan komentar. Kekerasan itu merupakan hasil dari konfrontasi antara geng G9 dan GPEP.
Kekerasan geng telah meningkat sejak Presiden Jovenel Moise dibunuh setahun yang lalu. Akibatnya terjadi kekosongan politik dan kelompok kriminal memperluas kendali mereka di Haiti.
Aktivis HAM pada bulan Mei mengatakan bahwa bentrokan antara geng Chen Mechan dan saingannya, 400 geng Mawozo telah menyebabkan 148 orang tewas. Beberapa di antaranya dibacok sampai mati dengan parang atau tewas ketika rumah mereka dibakar.
Haiti pada hari Kamis memperingati ulang tahun pembunuhan Jovenel Moise. Setahun setelah Moise terbunuh, otoritas kehakiman Haiti belum mendakwa siapa pun. Penculikan telah meningkat sejak itu dan sebagian besar negara sekarang diatur oleh geng.
Baca: Haiti Mengenang Satu Tahun Pembunuhan Presiden Jovonel Moise
REUTERS