KETEGANGAN memuncak di Semenanjung Korea sejak Rabu pekan lalu. Tiga ratus lima puluh pesawat tempur AS dan Korea Selatan melakukan latihan gabungan di wilayah barat daya Korea Selatan. Sejumlah penangkis rudal Patriot telah dikirim AS ke Korea Selatan, seminggu sebelumnya, sedangkan 100.000 pasukan AS disiagakan di Pasifik Barat. Persiapan militer tersebut dilakukan AS untuk menghadapi serangan militer Korea Utara, yang diperkirakan akan dilakukan secara tiba-tiba. Indikasinya, pemerintahan Pyongyang telah mengancam akan melakukan "balasan 100 kali lipat bila AS terus melakukan tekanan," tulis Harian Rodong Sinmun. Tapi apakah itu bukan sekadar ancaman? Seperti diketahui, AS bersama Badan Energi Atom Internasional (IAEA), menuntut agar tim ahli IAEA diizinkan melakukan inspeksi instalasi nuklir Korea Utara di Yongbyon, yang dicurigai sebagai tempat membuat bom nuklir. Inspeksi itu dirasa perlu, setelah badan atom itu menemukan kejanggalan pada contoh limbah nuklir yang diserahkan pihak Korea Utara, April 1992. Dari limbah itu ditemukan tiga bahan Neptunium -- unsur kimia yang terdapat dari limbah nuklir -- yang tingkat peluruhannya berbeda. Artinya, limbah itu bukan berasal dari satu tempat. Inspeksi yang pernah disampaikan IAEA November tahun lalu itu ditolak lagi kini. Malah Korea Utara mempertegas sikapnya: keluar dari kesepakatan profilerasi nuklir. Pyongyang diberi waktu hingga 21 Februari nanti, untuk memenuhi tuntutan IAEA itu. Kalau tidak, badan atom ini akan memberi rekomendasi Dewan Keamanan PBB untuk memberlakukan embargo ekonomi, sesuai dengan Resolusi PBB yang disepakati November lalu. Ini bakal mengancam perdagangan luar negeri Korea Utara sebesar US$ 1 miliar. Bila sanksi itu dijatuhkan, Presiden Kim Il Sung, yang kerepotan membenahi ekonomi dalam negerinya, dikhawatirkan akan bertindak nekad. Yakni, mengirimkan sekitar 600.000 tentaranya, yang disiagakan di perbatasan, ke Korea Selatan. Kalau perlu, menembakkan rudal Rodong I dan II yang berdaya jelajah 1.000 km. Atau rudal nuklir, yang kemungkinan sudah selesai dirakit. Sebuah Perang Korea II? DP
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini