RENCANA Soviet menyerbu Polandia tiba-tiba santer
terdengar. Setidaknya para ahli di Pentagon--setelah mempelajari
berbagai laporan intelijen--memperkirakan serbuan itu akan
berlangsung Desember ini. Dan Gedung Putih mendadak memanggil
para wartawan yang bertugas di situ. "Intervensi Soviet terhadap
Polandia akan membawa konsekuensi yang sangat luas," kata Jody
Powell, Sekretaris Pers Gedung Putih.
Keterangan jurubicara Presiden Jimmy Carter ini tak segera
dilayani pemimpin Soviet, yang seakan-akan membiarkan dugaan itu
terus berkembang. Tapi kantor berita Tass menuduh Zbigniew
Brzezinski, penasihat Presiden Carter, mencoba mendalangi
pemberontakan militer di Polandia. Dalam tuduhannya itu Tass
membeberkan bahwa ada pcrtemuan 'ahli ilmu politik' Polandia
yang sedang berada di AS dengan Brzezinski.
Ini merupakan serangan yang paling keras dari pers Soviet
terhadap pihak Barat dalam hubungan dengan krisis Polandia.
Namun keesokan harinya Tass menyiarkan suatu bantahan jurubicara
Dewan Keamanan Nasional, Alfred Friendly, tentang kasak-kusuk
Brzezinski itu.
Desas-desus tentang Soviet akan menyerbu Polandia
sebenarnya meluas sejak timbul aksi pemogokan kaum buruh di
negara itu, Oktober laiu. Tapi akhirakhir ini gejala itu semakin
kelihatan. Terutama karena Soviet memerintahkan wilayah
perbatasan Polandia-Jerman Timur supaya ditutup bagi pengamat
militer Barat dari 29 November sampai 9 Desember.
Pada saat penutupan itu berlangsung, pasukan Soviet secara
besar-besaran bergerak ke arah perbatasan Polandia. Kalau itu
merupakan latihan militer, biasanya Soviet memberitahu
sebelumnya kepada negara Barat. Kalangan diplomat Barat di
Moskow menduga bahwa Soviet sekali ini sengaja menciptakan
perang urat syaraf untuk menolong Partai Komunis Polandia
mengatasi situasi dalam negerinya.
Hampir bersamaan waktunya, negara Pakta Warsawa bersidang
di Moskow. Dalam pertemuan puncak itu tujuh negara anggota Pakta
Warsawa menyatakan bahwa Polandia akan bisa mengatasi kesulitan
yang dihadapinya. Pernyataan pekan lalu ini dikeluarkan setelah
Ketua Partai Komunis Stanislaw Kania, menegaskan bahwa Polandia
adalah negara sosialis dan akan tetap sosialis.
Di Warsawa, Serikat Buruh Polandia yang terbesar langsung
mengadakan pertemuan darurat. Ia menghimbau organisasi buruh
untuk menghentikan semua aksi yang tidak mendapat izin. Himbauan
ini muncul setelah Koalisi Serikat Buruh Solidaritas meminta
agar kaum buruh menghindari segala macam kegiatan yang tidak
bertanggungjawab 'demi kebaikan negara'.
Serentak dengan itu Serikat Buruh Kereta Api (SBKA), yang
semula akan melanjutkan aksinya secara nasional untuk menuntut
kenaikan gaji, membatalkan rencananya. Sebelum itu SBKA mogok
kerja dua kali dalam dua minggu di Warsawa dan Gdansk. Namun
seorang jurubicaranya akhirnya menganggap bahwa apa yang telah
mereka lakukan itu suatu kesalahan. "Kami menyadari aksi mogok
dalam waktu sekarang ini tidak menolong," kata jurubicara itu.
Tapi apakah aksi-aksi ini dihentikan karena adanya ancaman
Soviet di perbatasan, tak jelas. Kalau itu betul, Soviet pada
hakekatnya membantu menciptakan 'ketenangan' di Polandia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini