Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Perang sas-sus

Ada desas-desus tentara soviet akan menyerbu polandia. kaum buruh berhenti mogok. pihak soviet membantah. diduga moskow hanya mengajak perang urat saraf.

13 Desember 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RENCANA Soviet menyerbu Polandia tiba-tiba santer terdengar. Setidaknya para ahli di Pentagon--setelah mempelajari berbagai laporan intelijen--memperkirakan serbuan itu akan berlangsung Desember ini. Dan Gedung Putih mendadak memanggil para wartawan yang bertugas di situ. "Intervensi Soviet terhadap Polandia akan membawa konsekuensi yang sangat luas," kata Jody Powell, Sekretaris Pers Gedung Putih. Keterangan jurubicara Presiden Jimmy Carter ini tak segera dilayani pemimpin Soviet, yang seakan-akan membiarkan dugaan itu terus berkembang. Tapi kantor berita Tass menuduh Zbigniew Brzezinski, penasihat Presiden Carter, mencoba mendalangi pemberontakan militer di Polandia. Dalam tuduhannya itu Tass membeberkan bahwa ada pcrtemuan 'ahli ilmu politik' Polandia yang sedang berada di AS dengan Brzezinski. Ini merupakan serangan yang paling keras dari pers Soviet terhadap pihak Barat dalam hubungan dengan krisis Polandia. Namun keesokan harinya Tass menyiarkan suatu bantahan jurubicara Dewan Keamanan Nasional, Alfred Friendly, tentang kasak-kusuk Brzezinski itu. Desas-desus tentang Soviet akan menyerbu Polandia sebenarnya meluas sejak timbul aksi pemogokan kaum buruh di negara itu, Oktober laiu. Tapi akhirakhir ini gejala itu semakin kelihatan. Terutama karena Soviet memerintahkan wilayah perbatasan Polandia-Jerman Timur supaya ditutup bagi pengamat militer Barat dari 29 November sampai 9 Desember. Pada saat penutupan itu berlangsung, pasukan Soviet secara besar-besaran bergerak ke arah perbatasan Polandia. Kalau itu merupakan latihan militer, biasanya Soviet memberitahu sebelumnya kepada negara Barat. Kalangan diplomat Barat di Moskow menduga bahwa Soviet sekali ini sengaja menciptakan perang urat syaraf untuk menolong Partai Komunis Polandia mengatasi situasi dalam negerinya. Hampir bersamaan waktunya, negara Pakta Warsawa bersidang di Moskow. Dalam pertemuan puncak itu tujuh negara anggota Pakta Warsawa menyatakan bahwa Polandia akan bisa mengatasi kesulitan yang dihadapinya. Pernyataan pekan lalu ini dikeluarkan setelah Ketua Partai Komunis Stanislaw Kania, menegaskan bahwa Polandia adalah negara sosialis dan akan tetap sosialis. Di Warsawa, Serikat Buruh Polandia yang terbesar langsung mengadakan pertemuan darurat. Ia menghimbau organisasi buruh untuk menghentikan semua aksi yang tidak mendapat izin. Himbauan ini muncul setelah Koalisi Serikat Buruh Solidaritas meminta agar kaum buruh menghindari segala macam kegiatan yang tidak bertanggungjawab 'demi kebaikan negara'. Serentak dengan itu Serikat Buruh Kereta Api (SBKA), yang semula akan melanjutkan aksinya secara nasional untuk menuntut kenaikan gaji, membatalkan rencananya. Sebelum itu SBKA mogok kerja dua kali dalam dua minggu di Warsawa dan Gdansk. Namun seorang jurubicaranya akhirnya menganggap bahwa apa yang telah mereka lakukan itu suatu kesalahan. "Kami menyadari aksi mogok dalam waktu sekarang ini tidak menolong," kata jurubicara itu. Tapi apakah aksi-aksi ini dihentikan karena adanya ancaman Soviet di perbatasan, tak jelas. Kalau itu betul, Soviet pada hakekatnya membantu menciptakan 'ketenangan' di Polandia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus