Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perang Yaman terus meningkat, memaksa pasukan Houthi mengadakan upacara pemakaman 25 tentaranya di bawah gempuran udara Koalisi Saudi, Senin, 6 Desember 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemakaman berlangsung di tengah pertempuran sengit di provinsi Marib yang kaya gas, dengan pesawat-pesawat tempur dari koalisi mengintensifkan pengeboman mereka di sana dan di ibu kota Sanaa serta daerah lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Houthi yang bersekutu dengan Iran, juga meningkatkan serangan lintas perbatasan ke Arab Saudi menggunakan drone dan rudal.
Seorang juru bicara koalisi pada Senin malam mengatakan satu rudal balistik yang ditembakkan dari Yaman ke arah kerajaan telah dicegat di atas Riyadh. Warga melaporkan ledakan keras di seluruh ibu kota Saudi.
Juru bicara militer Houthi Yahya Sarea mengatakan di Twitter bahwa sebagai tanggapan atas serangan koalisi, kelompok itu telah melakukan operasi ofensif yang luas ke Saudi, dengan rincian yang akan diumumkan pada hari ini.
Selama 24 jam terakhir, koalisi telah melakukan 47 serangan udara terhadap sasaran Houthi di Marib, kata Sarea.
Perang di Yaman telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan apa yang oleh PBB digambarkan sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia.
Upaya gencatan senjata yang dipimpin PBB terhenti dalam konflik yang sebagian besar dilihat sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran. Houthi mengatakan mereka memerangi sistem yang korup dan invasi asing.
Media Houthi menunjukkan pasukan mereka bertukar tembakan artileri berat dengan pasukan koalisi di Marib yang menggunakan pesawat tempur, Minggu.
Houthi telah melancarkan serangan selama setahun untuk merebut Marib, yang merupakan nladang gas terbesar Yaman.
Kota Marib adalah benteng terakhir pemerintah yang diakui secara internasional dan rumah bagi 3 juta orang, termasuk hampir 1 juta orang yang melarikan diri dari bagian lain Yaman setelah Houthi menggulingkan pemerintah dari Sanaa pada akhir 2014.
Jumlah orang terlantar di kamp-kamp di provinsi itu telah meningkat hampir 10 kali lipat sejak September, dengan lebih dari 45.000 orang meninggalkan rumah mereka ketika pasukan Houthi meningkatkan serangan, kata badan migrasi PBB IOM bulan lalu.