Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Perintah Mujahidin

Mujahidin tak bersedia berunding dengan soviet sebelum semua tentara soviet ditarik dari afghanistan. pihak radikal menolak kepulangan raja zahirshah dari roma. mujahidin optimis bisa merebut kabul.

21 Januari 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AFGHANISTAN tanpa bau mesiu belum juga akan terwujud dalam waktu dekat. Mula-mula diumumkan gencatan senjata persis di awal tahun, oleh rezim Najibullah, meski ini aksi sepihak. Lalu disusul dengan perundingan antara pihak Soviet dan kaum pejuang Muslim. Tapi, sebelum pertemuan membuahkan sesuatu, pihak Mujahidin mengundurkan diri. Menurut Sibghatullah Mojadidi, Ketua Persekutuan Mujahidin Islam Afghanistan (IUAM), berunding dengan orang Soviet cuma membuang waktu. Soviet, katanya Senin pekan lalu, cuma mencari-cari dalih agar tak terkena kewajiban membayar pampasan perang, dan bisa tetap mempertahankan orang komunis di pemerintahan. Lalu kembali pertempuran berlangsung di banyak tempat. Di Provinsi Nanggarhar, Sabtu pekan lalu perang tiga jam mengakibatkan tiga pos militer jatuh ke tangan para pejuang beserta 16 kendaraan perang, termasuk sebuah tank, 16 senapan mesin dan 300 AK-47. Ini berarti pos militer 8 km dari Jalalabad, ibu kota provinsi yang menyimpan pasukan Soviet terbesar, berada di tangan Mujahidin. Kabul membalas dengan menghujani bom wilayah yang dikuasai pra pejuang. Tampaknya, harapan perdamaian memudar sudah. Mojadidi tak bersedia lagi berunding dengan Soviet sebelum Afghanistan bersih dari tentara Beruang Merah. Penarikan pasukan Soviet itu sendiri oleh Letjen. Boris Gromov, komandan tertinggi Soviet di Afghanistan, dijamin tepat seperti yang sudah dijanjikan, yakni 15 Februari mendatang. Pekan lalu, misalnya, rumah sakit militer terbesar di Kabul sudah ditutup. Tapi Yuli Voronstov, duta besar Soviet di Afghanistan, akhir pekan lalu menyatakan kesangsiannya. Menurut dugaan dubes itu penarikan akan terlambat, setidaknya "tergantung perkembangan." Voronstov mungkin merasakan sendiri akibat gencarnya serangan Mujahidin akhir-akhir ini. Yakni jalan ekonomi ke Kabul terpotong. Sejak tiga pekan lalu, menurut kantor berita Tass kelaparan mulai menyergap Kabul. Antrean panjang tampak di setiap toko makanan meski harga-harga yang ditawarkan meroket sampai beberapa kali lipat. Kondisi dan suasana yang belum pernah terjadi di Kabul sejak perang meletus sembilan tahun lalu. Jalan tengah sebenarnya pernah ditempuh oleh Soviet. Beberapa pekan lalu Voronstov bertandang ke rumah bekas penguasa Afghanistan, Raja Zahir Shah, di Roma, Italia. Voronstov menjajaki kemungkinan bagi Zahir untuk duduk kembali di takhta kerajaan Afghanistan, dengan harapan agar kaum pejuang Mujahidin bersedia melakukan kompromi dengan rezim Najibullah. Bagi Mujahidin dari kelompok tradisional, sang raja memang punya arti, dan mereka tak keberatan akan kehadiran kembali sistem monarki. Tapi dari kubu garis keras suara tak berubah. "Tak ada lagi tempat bagi raja," kata Gulbuddin Hekmatyar, Ketua Hezb-i-Islami, kelompok Mujahidin yang punya persenjataan paling kuat. Hekmatyar, seperti juga para pejuang Mujahidin lainnya, yakin betul mampu merebut Kabul beberapa minggu setelah pasukan Soviet ditarik habis. Sudah ada instruksi untuk menghindarkan kekacauan bila Mujahidin masuk kota. Mereka diwajibkan melindungi gedung-gedung kementerian, rumah sakit, depot-depot bahan bakar, museum, dan stasiun pemadam kebakaran, selain melindungi anak-anak dan wanita. Prg

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus