Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pertempuran di Irak Memanas, Sejumlah Roket Mendarat di Zona Hijau Baghdad

Bentrokan sejak Senin, yang menewaskan 30 orang dan melukai 700 lainnya, membawa Irak ke dalam kekerasan baru

30 Agustus 2022 | 16.08 WIB

Pertempuran di Irak Memanas, Sejumlah Roket Mendarat di Zona Hijau Baghdad
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Milisi Irak menembakkan beberapa roket ke Zona Hijau yang dijaga ketat di ibu kota Baghdad pada Selasa 30 Agustus 2022. Militer Irak menyebut bentrokan sporadis berlanjut di hari kedua antara kelompok-kelompok Muslim Syiah yang bertikai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jalan-jalan sebagian besar kosong dari orang-orang biasa ketika orang-orang bersenjata melaju dengan truk pikap yang membawa senapan mesin dan mengacungkan peluncur granat. Semalam, tembakan senjata dan roket yang berkelanjutan terdengar di seluruh ibu kota Irak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Bentrokan sejak Senin, yang menewaskan 30 orang dan melukai 700 lainnya, membawa Irak ke dalam kekerasan baru.

Para pendukung ulama Syiah Moqtada al-Sadr, mantan pemimpin anti-AS dan pemberontak, berhadapan dengan kelompok-kelompok bersenjata Syiah yang sebagian besar setia kepada Iran.

Mahmoud Abdelwahed dari Al Jazeera, melaporkan dari Baghdad, bahwa situasi sangat tegang setelah malam bentrokan bersenjata.

“Kami mendengar suara tembakan semalam, senjata sedang dan ringan telah digunakan. Kami mendengar juga beberapa ledakan di dalam Zona Hijau, sistem pertahanan udara C-RAM milik kedutaan AS di Zona Hijau terdengar jelas awal pagi ini,” kata Abdelwahed.

“Situasinya sangat tegang dan tampaknya semua upaya untuk mengurangi ketegangan belum membuahkan hasil. Ada seruan kepada Grand Marji'a, pemimpin Syiah di kota Najaf untuk campur tangan mengakhiri konflik ini, ”katanya.

Kebuntuan politik yang berkepanjangan setelah pemilihan Oktober, di mana kedua kubu bersaing memperebutkan kekuasaan, telah membuat negara itu berjalan terlama tanpa pemerintah. Ini menyebabkan kerusuhan baru ketika Irak berjuang untuk pulih dari konflik selama beberapa dekade.

Kali ini, pertempuran terjadi di antara mayoritas Syiah yang telah memerintah Irak sejak invasi AS pada 2003 yang menggulingkan diktator Sunni Saddam Hussein.

Sadr telah memposisikan dirinya sebagai seorang nasionalis yang menentang segala campur tangan asing, baik dari Amerika Serikat dan Barat, maupun dari Iran. Dia memimpin ribuan milisi dan memiliki jutaan pendukung setia di seluruh negeri.

Lawannya, sekutu lama Teheran, mengendalikan puluhan kelompok paramiliter bersenjata lengkap dan dilatih oleh pasukan Iran. Sadr dan lawan-lawannya telah lama mendominasi lembaga-lembaga negara dan menjalankan sebagian besar negara Irak.

REUTERS | AL JAZEERA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus