Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump membatalkan perundingan damai dengan kelompok radikal Taliban di Afganistan pada Minggu, 8 September 2019, hanya akan membuat lebih banyak tentara Amerika Serikat yang tewas. Peringatan itu disampaikan Taliban menanggapi keputusan Presiden Trump dan tekanan Negara Abang Sam yang akan terus menekan militan-militan Taliban.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para pucuk pimpinan Taliban dan Presiden Trump rencananya akan melakukan pertemuan di area kepresidenan di Camp David, Maryland, namun pada hari Minggu kemarin, 8 September 2019, Trump secara tiba-tiba membatalkannya setelah Taliban mengklaim bertanggung jawab atas sebuah serangan di ibu kota Kabul, Afganistan pada akhir pekan lalu dan menewaskan seorang tentara Amerika Serikat serta 11 orang lainnya. Perundingan damai itu ditujukan sebagai upaya untuk mengakhiri 20 tahun perang Afganistan – Taliban.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Zabihullah Mujahid, juru bicara Taliban, mengkritik Presiden Trump karena telah menyerukan dialog, namun kemudian membatalkannya. Mujahid juga mengatakan pasukan Amerika Serikat telah memukul Afganistan lewat serangkaian serangan.
“Ini akan mengarah pada lebih banyak kekalahan bagi Amerika Serikat. Ini jelas akan berpengaruh, anti-perdamaian akan terekspose ke dunia, hilangnya nyawa dan aset-aset akan meningkat,” kata Mujahid, seperti dikutip dari reuters.com, Senin, 9 September 2019.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengatakan perundingan damai dengan kelompok Taliban yang ada di Afganistan ditunda. Washington juga sudah memutuskan tidak akan mengurangi dukungan militernya kepada pasukan militer Afganistan sampai benar-benar yakin Taliban bisa berkomitmen penuh.
Presiden Trump sudah lama ingin mengakhiri keterlibatan pasukan Amerika Serikat di Afganistan sejak dia mencalonkan diri sebagai orang nomor satu di Amerika Serikat. Sebagai tindak lanjut dari keinginan ini, sejumlah diplomat Amerika Serikat sudah berbicara dengan perwakilan Taliban beberapa bulan lalu untuk membicarakan rencana penarikan ribuan pasukan Amerika Serikat di Afganistan.