Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina akan mengusulkan gencatan senjata udara dan laut dengan Rusia selama pembicaraan dengan pejabat Amerika Serikat di Arab Saudi pada Selasa 11 Maret 2025, kata seorang pejabat Ukraina pada Senin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengajukan proposal tersebut sebagai cara untuk memulai pembicaraan untuk menghentikan lebih dari tiga tahun invasi skala penuh Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami memang memiliki proposal untuk gencatan senjata di udara dan di laut, karena ini adalah opsi gencatan senjata yang mudah dilakukan dan dipantau dan dimungkinkan untuk memulainya," kata pejabat itu, berbicara dengan syarat anonim seperti dilansir Channel NewsAsia.
Zelensky—yang para pejabatnya bertemu dengan pihak AS kurang dari dua pekan setelah pertikaiannya di Gedung Putih dengan Presiden Donald Trump— mengatakan Rusia adalah "satu-satunya alasan" perang berlanjut.
Trump telah memperbarui komunikasi dengan mitranya dari Rusia Vladimir Putin dan mengkritik Zelensky. Hal ini meningkatkan kekhawatiran Kyiv dan di antara sekutu Eropa bahwa pemimpin AS mungkin mencoba memaksa Ukraina untuk menerima penyelesaian yang menguntungkan Rusia.
Dia juga telah menghentikan bantuan militer AS ke Ukraina dan menghentikan berbagi intelijen AS dengan Kyiv.
Rusia bisa mendapatkan pengaruh di medan perang jika jeda intelijen berlarut-larut, kata pejabat Ukraina itu.
"Yang utama adalah berapa lama itu akan bertahan. Jika itu berlangsung lama, itu akan memberi Rusia keuntungan yang signifikan," kata sumber itu.
Mereka juga mengatakan ada kemungkinan bahwa jeda berbagi intelijen telah menghambat kemampuan Ukraina untuk melawan serangan balasan oleh tentara Moskow di wilayah Kursk barat Rusia.
Ukraina berharap bahwa wilayah Rusia yang dikendalikannya di wilayah Kursk akan memberinya pengaruh selama pembicaraan dengan Moskow.
Namun, Ukraina telah kehilangan kekuatan di sana dengan cepat selama beberapa hari terakhir karena serangan Rusia.
Amerika Serikat membatasi akses Ukraina ke intelijen AS yang memungkinkan serangan khusus di wilayah Rusia, kata sumber itu.
"Jadi mungkin ada hubungan" antara penghentian berbagi intelijen dan kemajuan Rusia, sumber itu menambahkan.