Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat asal Rusia, Aeroflot dengan nomor penerbanan board SU 1492 mengalami kecelakaan pada Minggu, 5 Mei 2019. Sebanyak 41 penumpang dalam pesawat itu, tewas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari reuters.com, Senin, 6 Mei 2019, Aeroflot SU 1492 langsung terbakar setelah melakukan pendaratan darurat di bandara Sheremetyevo ibu kota Moskow, Rusia. Rekaman sebuah televisi memperlihatkan burung besi dengan tipe Sukhoi Superjet 100 mendarat darurat dengan tidak mulus (terpental-pental) di bandara Sheremetyevo sebelum akhirnya bagian ekor pesawat tiba-tiba terbakar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para penumpang pesawat Aeroflot SU 1492 buru-buru menyelamatkan diri lewat pintu darurat setelah pendaratan darurat yang tak mulus itu. Svetlana Petrenko, Juru bicara Komite Investigasi Rusia mengatakan hanya 37 dari total 78 orang dalam pesawat yang bisa menyelamatkan diri. Sisanya, sebanyak 41 orang harus kehilangan nyawa dalam musibah ini.
Saat kecelakaan terjadi, pesawat Aeroflot SU 1492 membawa 73 penumpang dan 5 awak pesawat. Penerbangan ini bertujuan dari ibu kota Moskow ke Murmansk, sebuah kota di utara Rusia.
Sebanyak 13 orang dalam pesawat Aeroflot Rusia tewas saat pesawat itu jatuh. Sumber: Global News
Hingga Senin siang, 6 Mei 2019, belum ada pernyataan resmi terkait penyebab musibah ini. Komite Investigasi Rusia menyakinkan telah membuka sebuah penyelidikan dan telah mencari tahu apakah pilot telah melanggar aturan keselamatan penerbangan.
Sejumlah penumpang pesawat Aeroflot SU 1492 menuding cuaca buruk dan petir menjadi penyebab kecelakaan.
"Ketika kami sudah lepas landas, petir yang menyambar menghentikan pesawat sehingga pesawat putar balik dan pendaratannya tidak mulus, terpental-pental. Kami sangat ketakutan, kami hampir hilang kesadaran. Pesawat melompat seperti belalang di landasan dan tiba-tiba ada api," kata Pyotr Egorov, salah satu penumpang selamat.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Dmitry Medvedev menyampaikan duka cita atas musibah ini. Keduanya memerintahkan agar dilakukan investigasi untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi.