Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah pesawat jenis turboprop ATR-72 yang melayani penerbangan regional jatuh, yang para ahli bidang penerbangan melihatnya berputar-putar di angkasa sebelum akhirnya jatuh ke sebuah area pemukiman dekat Sao Paulo, Brasil pada Jumat, 9 Agustus 2024. Musibah ini menewaskan semua penumpang dan awak yang berjumlah 61 orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rekaman video yang beredar di media sosial memperlihatkan pesawat naas itu berputar-putar tak terkendali, lalu jatuh ke dalam sebuah area pepohonan dekat beberapa rumah yang diikuti suara ledakan dahsyat hingga asap hitam membumbung tinggi ke angkasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Maskapai Veopass mengatakan burung besi tersebut lepas landas dari Cascavel di Panama menuju bandara internasional Sao Paulo. Pesawat turboprop ATR-72 jatuh persisnya pada pukul 1.30 malam di Kota Vinhedo sekitar 80 kilometer dari utara Ibu Kota Sao Paulo.
Daniel de Lima, warga yang menjadi saksi mata menceritakan mendengar suara bising di luar kondominum tempatnya tinggal di Vinhedo. Dia lalu melihat pesawat ATR-72 jatuh secara horisontal.
“Pesawat itu berputas-putar, bukannya maju. Tak lama kemudian jatuh dan meledak,” kata de Lima.
Otoritas kota Valinhos, yang dekat dengan Vinhedo, mengatakan sebuah rumah dekat komplek kondominium mengalami kerusakan karena pesawat jatuh ke halaman belakang rumah tersebut. Untungnya, tak ada warga lokal yang menjadi korban dalam kecelakaan ini.
“Saya yakin pilot mencoba menghindari wilayah tetangga yang padat penduduknya,” kata de Lima.
Gerakan berputar-putar tak lazim dari burung naas itu sebelum jatuh, telah membuat para ahli penerbangan penasaran hingga mengarah pada spekulasi mesin pesawat dipenuhi es sehingga mengalami kegagalan mesin. Namun tim investigasi menyatakan masih terlalu dini untuk menentukan penyebab kecelakaan.
“Hari ini es (salju) sudah diprediksi (pada ketinggian terbang pesawat), dan dalam lingkup yang masih bisa diterima. Namun saya mengakui pesawat itu sensitif terhadap es, yang mana ini bisa menjadi titik awal (masalah),” kata Kepala Operasional Veopass Marcel Moura.
Moura menambahkan sistem pencair es serta seluruh sistem sudah berjalan normal sebelum pesawat lepas landas. Sedangkan Celso Faria de Souza seorang insinyur bidang penerbangan asal Brasil dan anggota dalam tim investigasi mengatakan penumpukan es bisa menjadi penyebab pesawat terhenti dan berputar-putar seperti yang dialami ATR-72.
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini