Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Portland – Petugas penegak hukum federal berpakain preman menangkap sejumlah pemrotes di Portland, Oregon, Amerika Serikat, terkait perintah eksekutif Presiden Donald Trump untuk melindungi monumen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah video yang beredar secara online menunjukkan petugas berpakaian preman dan tanpa identitas jelas menggunakan cara fisik dan kendaraan tidak resmi untuk mengangkut pemrotes yang ditangkap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemrotes menggelar aksi mengritik ketidakadilan rasial di Portland pada Jumat, 17 Juli 2020.
Gubernur Portland, Kate Brown, yang berasal dari Partai Demokrat, mengritik tindakan petugas itu.
“Mereka menculik orang-orang,” kata seorang pria yang merekam dengan kamera saat sekelompok orang yang diduga petugas berpakaian preman menangkap seorang pemrotes seperti dilansir Reuters pada Jumat, 17 Juli 2020.
Juru bicara Kantor Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan AS mengatakan agen dikerahkan ke Portland untuk membantu sebuah unit baru dari kementerian Keamanan Dalam Negeri.
Unit ini bertugas atas dasar perintah eksekutif dari Trump untuk melindungi monumen dan gedung federal.
Juru bicara ini tidak mengungkapkan detil para petugas dengan alasan keamanan. Namun, dia mengatakan para petugas dilatih untuk operasi di lingkungan yang kacau.
Soal ini, Gubernur Kate Brown mengatakan,”Tindakan itu merupakan penyalahgunaan kewenangan terang-terangan oleh petugas pemerintah federal.”
Lewat cuitan Twitter, Kate Brown melanjutkan,”Ini pentas politik oleh Presiden Trump dan tidak terkait dengan kepentingan keamanan publik.”
Media lokal di Portland melaporkan petugas federal menangkap 13 orang demonstran. Tapi, petugas belum memberikan konfirmasi soal ini.
Seorang demonstran di Portland, Conner O’shea, mengatakan sejumlah agen mengejarnya menggunakan kendaraan sipil pada Rabu.
Ini terjadi saat dia dan temannya Mark Pettibone sedang berjalan kembali ke mobil mereka.
“Saya tahu mereka mencari orang yang melakukan aksi grafiti dan mengarahkan laser,” kata dia. “Kami tidak melakukan hal itu, yang membuat ini semua terasa semakin menakutkan.”
Conner O’shea melanjutkan,”Saya pikir sebagai orang Amerika kita baca soal ini terjadi di negara lain pada era 70an dan 80an, ya kan.”
Demonstrasi memprotes anti-rasialisme terjadi setelah seorang polisi kulit putih bernama Derek Chauvin menangkap seorang pria kulit hitam bernama George Floyd pada 25 Mei di Minneapolis. Floyd belakangan dikabarkan meninggal setelah Chauvin terekam kamera publik menindih leher belakang pria kulit hitam itu selama sekitar 9 menit seperti dilansir CNN