Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pintu Samping Kampus Tenar

William Singer menjadi otak skandal penerimaan mahasiswa baru terbesar yang pernah ditangani FBI. Terancam hukuman 65 tahun penjara.

20 April 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
William Singer meninggalkan gedung pengadilan federal setelah menjalani sidang tuntutan kasus suap di Boston, Massachusetts, Maret 2019./ REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aktris Hollywood, Lori Loughlin, pemeran Bibi -Becky dalam acara televisi Full House, tak terlihat seperti perempuan yang menghadapi dakwaan kejahatan. Pada Rabu, 3 April lalu, Loughlin terlihat bahagia dan berinteraksi dengan penggemarnya. Rambutnya berkilau, kulitnya bercahaya, dan senyumnya pun lebar. Menurut laporan Cut.com, Loughlin bahkan sempat memberikan tanda tangan untuk penggemarnya sebelum masuk ke ruang sidang pengadilan Boston, Amerika Serikat.

Loughlin dan suaminya, perancang busana Mossimo Giannulli, didakwa menyuap William “Rick” Singer sebesar US$ 500 ribu agar putri mereka ditunjuk sebagai kru yang direkrut untuk tim olahraga supaya bisa masuk University of Southern California, salah satu kampus Ivy League—kelompok perguruan tinggi favorit di Negeri Abang Sam. Loughlin dan Giannulli pada Senin, 8 April lalu, resmi didakwa dalam perkara pencucian uang setelah keduanya mengaku bersalah.

Selain mereka, ada 48 orang yang dituntut karena terlibat skandal korupsi penerimaan mahasiswa baru yang membuat anak-anak orang kaya dengan prestasi akademik biasa-biasa saja bisa masuk kampus seperti Yale University dan Stanford University. Mereka diduga menyuap Singer US$ 50 ribu-1,2 juta sejak 2012 hingga 2018.

Menurut data Biro Penyelidik Federal Amerika Serikat (FBI), total suap yang diterima Singer melalui Key Worldwide -Foundation miliknya sebesar US$ 25 juta. Ia menggunakan uang itu untuk menyogok pelatih olahraga di kampus, pegawai kampus yang bertugas menjaga ujian, joki ujian masuk, dan orang lain yang terlibat dalam skema tersebut. Ini adalah skandal suap penerimaan mahasiswa terbesar yang pernah diselidiki FBI.

Singer bukan sosok asing dalam bisnis penerimaan mahasiswa. Dia pendiri dan Direktur Utama Key. Menurut situsnya, Key adalah perusahaan pembinaan kehidupan pribadi dan konseling untuk masuk perguruan tinggi. Key melayani keluarga-keluarga kaya yang hendak memasukkan anak-anak mereka ke perguruan tinggi.

Menurut Sacramento Business Journal, Singer lulus dari Trinity University di San Antonio, Texas, dengan gelar master dalam bidang konseling serta doktor manajemen bisnis dan organisasi. Dia sesaat menjadi pelatih olahraga di sekolah menengah sebelum membuka usaha pertamanya di dunia konseling penerimaan perguruan tinggi, Future Stars College & Career Counseling, pada 1992.

Merasa lebih tepat sebagai pelatih daripada berbisnis, Singer menjual perusahaannya. Ia lantas menjadi eksekutif senior di Money Store, perusahaan hipotek yang saat itu merupakan anak usaha First Union Bank (sekarang Wells Fargo).


“Dan saya membuat pintu samping ini,” ujarnya. Untuk menyembunyikan suap, orang tua diarahkan untuk memberikan uang kepada Key Worldwide Foundation sebagai sumbangan amal. Sebagian dari uang itulah yang kemudian digunakan untuk menyuap.


Tapi ia kemudian berubah pikiran. Pada 2004, dengan bantuan investor swasta, Singer meluncurkan layanan konseling -CollegeSource sebelum memulai Edge College & Career Network, yang juga dikenal sebagai Key, pada 2007. Ia juga memiliki organisasi nirlaba, Key Worldwide Foundation, untuk membantu siswa yang kurang beruntung di seluruh dunia.

Singer juga menulis buku tentang kepribadian. Pada 2014, ia menerbitkan sendiri dua buku bersama Rebekah Hendershot, Getting In Personal Brands: A Personal Brand Is Essential to Gain Admission to the College of Your Choice dan Getting In: Gaining Admission to Your College of Choice. Buku itu penuh dengan tip dan trik legal untuk lulus seleksi masuk perguruan tinggi, seperti bagaimana menulis esai yang sempurna atau memperoleh skor tinggi dalam tes ujian masuk.

Namun, kata Hendershot, Singer pernah menyarankan seorang siswa kaya mengaku sebagai anak miskin dari seorang janda dalam esai pribadinya. “Tapi anak itu sulit menuliskannya karena dia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi miskin,” tutur Hendershot kepada USA Today.

Dalam sebuah percakapan dengan orang tua siswa, Juni 2018, Singer menyebutkan ada tiga jenis pintu masuk ke perguruan tinggi, yaitu pintu depan, pintu belakang, dan pintu samping. Pintu depan adalah aplikasi biasa yang harus ditempuh sendiri. Pintu belakang melalui upaya pemajuan lembaga, yang akan makan biaya lebih besar. “Dan saya membuat pintu samping ini,” ujarnya. Untuk menyembunyikan suap, orang tua diarahkan untuk memberikan uang kepada Key Worldwide Foundation sebagai sumbangan amal. Sebagian dari uang itulah yang kemudian digunakan untuk menyuap.

Petualangan Singer selama setidaknya enam tahun ini mulai terbongkar setelah Morrie Tobin, investor Los Angeles yang terjerat kasus penipuan keuangan, meminta keringanan hukuman dari FBI. Alumnus Yale University ini memberi tahu penyelidik soal dugaan penyuapan dalam penerimaan mahasiswa. Ia mengaku dikontak pelatih kepala tim sepak bola wanita Yale University, Rudolph “Rudy” Meredith, yang meminta US$ 450 ribu sebagai imbalan untuk membantu putri bungsunya masuk kampus bergengsi itu.

Sebagai bagian dari kerja samanya dengan FBI, Tobin mengenakan perekam saat bertemu dengan Meredith di sebuah hotel di Boston, 12 April 2018. Pertemuan itulah yang kemudian menuntun FBI menemukan Singer setelah investigasi selama sepuluh bulan dalam Operation Varsity Blues. Nama operasi ini diambil dari film komedi olahraga Amerika pada 1999 yang disutradarai Brian Robbins. Film itu berkisah tentang tim sepak bola sekolah menengah kota kecil dan pelatih sombong mereka sepanjang musim yang penuh gejolak.

Singer, menurut FBI, punya dua cara untuk meluluskan anak kliennya dalam ujian masuk perguruan tinggi. Pertama, menyuap pengawas ujian untuk mengubah jawaban siswa dalam ujian masuk atau meminta orang lain mengerjakan tesnya. Pembantu Singer dalam modus ini adalah Mark Riddell, warga Palmetto, Florida. Pria 36 tahun ini adalah direktur persiapan ujian masuk perguruan tinggi di IMG Academy dan lulusan Harvard University.

Riddell biasanya akan mengambil tes standar atas nama siswa atau memper-baiki jawaban mereka yang salah. Singer dan Riddell juga menyogok administrator tes sehingga Riddell bisa mengikuti tes tanpa ketahuan. Riddell biasanya dibayar US$ 10 ribu per tes. Tidak ada dugaan bahwa Riddell mencuri jawaban tes atau menipu untuk mendapatkan jawaban. Jadi dia memang pandai dalam ujian. Riddell juga bisa memalsukan tulisan tangan siswa dengan baik.

Kedua, kata FBI, Singer membantu menciptakan profil atletik yang “mengesankan” pada kliennya sehingga mereka dapat melamar sebagai atlet dan kemudian masuk perguruan tinggi itu meskipun tidak pernah terlibat dalam olahraga. Salah satu pelatih yang bekerja sama dengan Singer adalah Meredith, yang menjadi pelatih tim sepak bola wanita di Yale sejak 1995. Menurut FBI, walau memiliki reputasi yang sangat baik, Meredith mulai berkonspirasi dengan Singer pada April 2015.

Pada November 2017, FBI melanjutkan, orang tua pelamar Yale setuju membayar US$ 1,2 juta agar putrinya masuk kampus itu. Singer kemudian mengirimi Meredith resume dan pernyataan pribadi siswa tersebut. Secara terpisah, Singer mengirim surat elektronik kepada Meredith dan petugas penerimaan kampus berisi profil atlet palsu kliennya. Meredith lalu memberi tahu petugas kampus bahwa siswa itu masuk perekrutan tim sepak bola dan si petugas diharapkan memfasilitasi penerimaannya ke Yale. Setelah siswa tersebut diterima di Yale, Singer mengirimkan cek US$ 400 ribu kepada Meredith yang diambil dari rekening Key Worldwide Foundation.

Setelah kasus ini terkuak, Mark Riddell dan Meredith mundur dari tempat mereka bekerja. Singer mengaku bersalah telah membuat “pintu samping” yang kini menjadi skandal itu. Salah satu pengacara -Singer, Donald H. Heller, mengatakan kliennya sangat menyesal dan berniat bekerja sama sepenuhnya dengan FBI. Pria 58 tahun dari Newport Beach, California, ini terancam hukuman hingga 65 tahun penjara dan denda sampai US$ 1,25 juta. Sidang vonisnya dijadwalkan berlangsung pada 19 Juni mendatang.

ABDUL MANAN (CBS, NEW YORK TIMES, NEW YORK POST)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Abdul Manan

Abdul Manan

Meliput isu-isu internasional. Meraih Penghargaan Karya Jurnalistik 2009 Dewan Pers-UNESCO kategori Kebebasan Pers, lalu Anugerah Swara Sarasvati Award 2010, mengikuti Kassel Summer School 2010 di Jerman dan International Visitor Leadership Program (IVLP) Amerika Serikat 2015. Lulusan jurnalisme dari kampus Stikosa-AWS Surabaya ini menjabat Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen Indonesia 2017-2021.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus