Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pengungsi Suriah ditahan atas tuduhan melakukan penusukan pada seorang turis di tugu peringatan Holocaust, Berlin, Jerman, pada Jumat, 21 Februari 2025. Jaksa penuntut mengatakan pada Sabtu, 22 Februari 2025, aksi itu sudah direncanakan yang disebut pelaku ‘rencana untuk membunuh Yahudi’.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aksi penusukan tersebut terjadi sehari sebelum pemilu yang diperkirakan akan memperlihatkan gelombang dukungan pada Partai AfD yang anti-migran. Identitas lengkap pelaku tidak dipublikasi, hanya disebutkan berusia 19 tahun dan diduga beberapa pekan sebelumnya sudah punya rencana membunuh pemeluk yahudi. Motifnya kemungkinan karena konflik di Timur Tengah yang sedang terjadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kampanye pemilu pada Minggu, 23 Februari 2025, telah diganggu serangkaian serangan tingkat tinggi, yang diduga dilakukan orang-orang berlatar belakang migran. Kondisi ini telah mengalihkan perhatian dari sektor ekonomi ke dukungan untuk Partai Alternatif untuk Warga Jerman (AfD).
Hasil survei memperlihatkan AfD berada diurutan kedua sebagai partai yang mendapat dukungan terbanyak. Sedangkan di nomor satu adalah CDU/CSU blok.
Tugu peringatan tragedi Holocaust adalah salah satu tempat bersejarah di Berlin untuk mengenang pembunuhan terhadap enam juta pemeluk Yahudi yang dilakukan oleh Adolf Hitler selama Perang Dunia II. Ini adalah salah satu episode terkelam dalam sejarah manusia dan telah menjadi fokus keberlanjutan sejarah Jerman.
Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Feaser dari Partai Sosial Demokrat, mengatakan jaksa penuntut harus menjatuhi hukuman seberat-beratnya pada pelaku dan mendeportasinya dari penjara Jerman. Partai Sosial Demokrat beraliran tengah-kanan.
“Kami akan menggunakan segala cara yang ada untuk mendeportasi pelaku pulang ke Suriah. Siapa pun yang melakukan tindakan penusukan seperti ini dan dengan cara kejam telah menyalah-gunakan suaka perlindungan yang diberikan, maka orang itu tidak punya hak lagi untuk tinggal di Jerman,” kata Feaser.
Sampai berita ini diturunkan Reuters, belum ada bukti kalau pelaku penusukan ada sangkut-pautnya dengan organisasi tertentu atau pelaku lain. Pelaku diketahui tak punya catatan kriminal di Berlin. Dia datang ke Jerman dalam kondisi anak di bawah umur tanpa pendamping.