POLANDIA tak cuma berglasnost. Pelopor pemerintahan nonkomunis di negeri sosialis pertama ini, bahkan Senin pekan ini menghapus warna merah dari negerinya. Partai Komunis Polandia -- yang nama resminya Partai Kesatuan Pekerja Polandia -- dalam kongres luar biasa yang dibuka Sabtu pekan lalu, peserta rapat sepakat membentuk partai baru, yakni Partai Demokratik Sosial Republik Polandia (PDSRP). "Selamat tinggal Partai Komunis. Kita berpisah tanpa kesedihan dan air mata," tulis koran Pemerintah Polandia Rzeczpospolita dengan huruf segede jempol. Di dalam kongres di Istana Kebudayaan di Warsawa itu, memang, tak ada air mata. Yang ada, perdebatan seru di antara 1.228 delegasi yang hadir, yang kemudian terpecah menjadi 3 kubu: kelompok ortodoks, pragmatis, dan liberal. Kelompok liberal di bawah Tadiusz Fiszbach sempat melancarkan aksi walk out di hari pembukaan dan mengumumkan pembentukan partai baru, yang tidak mengikutsertakan kelompok Komunis ortodoks. "Jika kita tak belajar dari masa lalu, mempertahankan Partai kini sama saja dengan bunuh diri," ujar Fiszbach. Ia benar. Menurut pengumpulan pendapat yang dilakukan majalah Inggris The Economist dan harian AS The Los Angeles Times, pekan silam, hanya 1% rakyat Polandia yang bakal mendukung Partai Komunis jika pemilu dilancarkan sekarang. Sedangkan 80% menyatakan akan memilih Solidaritas. Kekuasaan Partai Komunis tumbang September silam, setelah dikalahkan Serikat Buruh Bebas Solidaritas. Kini, Solidaritas memimpin pemerintahan koalisi (dengan 4 menteri Komunis). Sabtu lalu, menteri Komunis berkurang satu, setelah Menteri Perdagangan Luar Negeri Marcin Swiecicki menyatakan diri tak lagi mewakili unsur Komunis. Swiecicki ikut dalam kelompok liberal dalam Kongres Partai. Tak ada komentar dari Jarulzeski, bekas Sekjen Partai Komunis, yang tetap sebagai presiden dalam pemerintahan koalisi kini. Bagaikan pohon yang kehilangan daun di musim gugur, setiap hari, keanggotaan partai Komunis Polandia berkurang. Menurut pejabat partai, sejak keok dalam pemilu lalu, dari 1,8 juta anggota, kini, tinggal kurang dari 500.000. Dalam upaya mengubah dan memperbaiki citra diri inilah, kongres luar biasa diadakan. Dengan partai baru diharapkan muncul muka-muka baru yang bisa "lebih diterima" oleh rakyat. Ketua Partai Komunis Mieczyslaw Rakowski, sejak awal Kongres, sudah menyatakan diri tak mau dicalonkan lagi. Senin pekan ini, terpilih tokoh muda usia, Aleksander Kwasniew-ski, 35 tahun. Sedangkan untuk Sekjen Partai, nama Leszek Miller, 43 tahun, yang semula anggota Politbiro, memenangkan pemilihan. Kwasniewski bukan orang baru. Ia pernah menjadi menteri pemuda dan olahraga di masa pemerintahan komunis. Dan waktu itu disebut-sebut sebagai calon kuat perdana menteri. Ia menyatakan Partai Demokratik Sosial akan mendapat dukungan bila saja para komunis ortodoks mengundurkan diri dan membentuk partai yang lain. "Sulit bagi sementara orang untuk berubah menjadi sosial- demokrat dalam semalam," katanya. Segera saja muncul komentar dari bekas lawan Partai Komunis, yakni Lech Walesa, pendiri Solidaritas. Dari Gdansk, ia menyatakan bahwa pemindahan harta itu merupakan "penggerogotan sosial". Sebab, dulu, harta itu dikumpulkan dengan cara-cara tidak sah. Itu bukan sekadar kritik dari lawan politik. Hari-hari belakangan ini, sebelum Partai Komunis dibubarkan, memang banyak pihak mendesak agar Partai mengembalikan harta -- antara lain gedung-gedung tempat-tempat rekreasi, kendaraan, perusahaan, dan mesin-mesin percetakan kepada negara. Partai dulu bisa memiliki itu semua karena merupakan Partai berkuasa dan satu-satunya. FS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini