Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha Amerika kelahiran Irak Emad Ballack langsung tergerak begitu menonton rekaman perang yang pecah di Ukraina dari kantornya di wilayah Kurdistan utara Irak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika warga sipil mulai keluar dari negara itu, Ballack, yang merupakan etnis Kurdi, memulai perjalanan empat hari ke Kyiv, sebuah kota yang dia sebut rumah selama delapan tahun terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya tidak takut tetapi lebih khawatir tentang bagaimana saya bisa masuk ke negara ini," katanya seperti dikutip Reuters, Jumat, 18 Maret 2022.
Selama perjalanannya dengan pesawat dan kereta api, pria berusia 45 tahun itu mulai berpikir tentang bagaimana ia dapat menggunakan bisnisnya, termasuk restoran dan perusahaan e-commerce, untuk membantu warga Ukraina yang diserang.
"Bertarung bukan hanya tentang memegang senjata. Karena siapa saya, saya lebih berguna mendapatkan dukungan, keuangan," kata Ballack. "Tumbuh selama masa perang di Irak memberi saya semacam ketahanan. Saya tumbuh dengan kemampuan beradaptasi dalam situasi sulit."
Setelah masa kecil di Baghdad selama perang Iran-Irak, Ballack dan keluarganya mengungsi ke Belanda. Dia kemudian menetap di Amerika Serikat sebelum kembali ke Kurdistan Irak pada tahun 2012.
Beberapa tahun kemudian dia memutuskan untuk mulai berinvestasi di Ukraina, tepat sebelum ISIS mengambil alih sebagian besar wilayah Irak dan menyeret wilayah Kurdistan ke dalam krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Sampai invasi Rusia, Ballack menganggap Ukraina sebagai negara yang aman dan menjanjikan untuk berinvestasi.
Sekarang, dengan menggunakan usahanya sendiri dan koneksi politik dan bisnis di Ukraina dan luar negeri, dia memobilisasi dukungan untuk mengirimkan makanan, kebutuhan dasar dan pakaian kepada warga sipil dan pasukan keamanan.
Setelah tiba di Kyiv pada 8 Maret, pengusaha itu mulai menyiapkan makanan gratis untuk pasukan keamanan dan warga sipil di restorannya, sambil mengumpulkan sumbangan sebagian besar di Amerika Serikat.
Menggunakan perusahaan e-commerce Zibox sebagai alat untuk mengelola dukungan bantuan, Ballack mengatur pengiriman barang ke perbatasan Polandia dengan Ukraina, di mana otoritas lokal membantu logistik untuk mengirimkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.
Tidak yakin apa yang akan terjadi di masa depan, Ballack mengatakan dia mungkin membawa lebih banyak bisnisnya ke Kurdistan Irak.
"Saya gugup tentang segala sesuatu yang akan berhenti sekarang," katanya. "Tapi apa yang saya katakan kepada orang-orang untuk meyakinkan mereka adalah bahwa saya sendiri adalah anak perang. Tapi lihat ... saya berhasil membangun kembali hidup saya."
Reuters