Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Provokasi Korea Utara Kirim Balon Sampah ke Korea Selatan, Terakhir Sebabkan Kebakaran

Berkali-kali Korea Utara kirimkan balon sampai ke wilayah Korea Selatan. Terakhir menyebabkan kebakaran saat mendarat di atap sebuah gedung di Seoul.

20 September 2024 | 19.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sebuah balon yang diyakini dikirim oleh Korea Utara, membawa berbagai benda termasuk benda yang tampak seperti sampah, terlihat di sebuah taman di Incheon, Korea Selatan, 2 Juni 2024. Yonhap via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah balon berisi sampah dari Korea Utara mendarat di atap sebuah gedung di Seoul, Korea Selatan, dan menyebabkan kebakaran. Propaganda semacam ini telah berlangsung selama beberapa bulan, memicu ketegangan antara kedua negara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Kantor Pemadam Kebakaran Gangseo, kebakaran terjadi pada Ahad, 15 September 2024 sekitar pukul 21.04 di atap gedung komersial berlantai empat di wilayah barat Seoul, Korea Selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pukul 21.04, terjadi kebakar di atap gedung komersial berlantai empat di distrik Barat Seoul," ungkap Kantor Pemadam Kebakaran Gangseo, Seoul, dikutip dari Channel News Asia. 

Sejak Mei, Korea Utara telah mengirim lebih dari 5.000 balon berisi sampah ke Korea Selatan sebagai balasan terhadap peluncuran balon propaganda oleh aktivis Korsel. Sebagai respons, Korea Selatan menghentikan perjanjian militer yang bertujuan mengurangi ketegangan dan kembali menyiarkan propaganda melalui pengeras suara di sepanjang perbatasan.

Balon-balon sampah Korut ini dilengkapi alat pengatur waktu yang dapat memicu kebakaran. Pada awal bulan ini, balon yang mendarat di dekat bandara dan unit penyimpanan juga menyebabkan kebakaran.

Juru bicara JCS, Lee Chang-hyun, menjelaskan bahwa beberapa balon memiliki pengatur waktu termal yang dapat memicu kebakaran jika kawat pemanas aktif. Ia menambahkan bahwa meski metode ini disebut sebagai ledakan pengatur waktu karena alat tersebut memanaskan bahan balon hingga balon robek di udara.

Lee juga menekankan bahwa menembak jatuh balon saat masih di udara berisiko menyebabkan puing atau bahan berbahaya jatuh. Oleh karena itu, pendekatan terbaik saat ini adalah mengumpulkan balon setelah mereka mendarat.

Sebelumnya, para pejabat di Korea Selatan pada Kamis, 25 Juli 2024, mengungkap hampir 500 balon sampah Korut (Korea Utara) yang berisi kertas bekas dan lembaran plastik dikirimkan Pyongyang ke wilayah udara Korea Selatan selama 24 jam terakhir. Putaran terbaru dari kampanye balon tersebut dilaporkan telah jatuh di kantor kepresidenan di ibu kota Seoul, juga mengganggu penerbangan dan memicu kebakaran di sebuah atap gedung perumahan.

Sekitar 480 balon jatuh sebagian besar di Seoul dan wilayah utara di sekitar Provinsi Gyeonggi, kata Gabungan Kepala Staf (JCS) militer Korea Selatan, sementara analisis terhadap benda-benda yang jatuh menunjukkan bahwa benda-benda tersebut tidak menimbulkan bahaya. Per pukul 08.00 pagi waktu setempat, sudah tidak ada balon yang terdeteksi mengambang di udara, tambah JCS.

Militer Korea Selatan mengatakan beberapa balon sampah dilengkapi dengan timer atau pengatur waktu yang dapat menyebabkan kebakaran. “Sebuah timer dipasang pada balon sampah, yang memiliki efek meletuskan balon dan menyebarkan sampah setelah jangka waktu tertentu berlalu,” kata Lee Sung-jun, juru bicara JCS, pada sebuah pengarahan pers.

EIBEN HEIZAR I  NABILLA AZZAHRA  I  CNA  I  REUTERS  I  YONHAP

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus