Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Kanselir Jerman, Angela Merkel saling bertelepon untuk bertukar pandangan mengenai situasi di Suriah. Putin menilai provokasi dan spekulasi penggunaan senjata-senjata kimia di Suriah adalah hal yang tidak dapat diterima.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Putin, penting saat ini bagi dunia internasional saling mengkonsolidasikan upaya-upaya menormalisasi situasi kemanusiaan di Suriah agar sejalan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2401. Pernyataan Putin terkait dengan serangan senjata kimia pada 8 April 2018 di Douma, sebuah wilayah yang selama ini dikuasai oleh pemberontak di dekat ibu kota Damaskus. Serangan senjata kimia ini menewaskan sedikitnya 70 orang dan ratusan orang terkena dampaknya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Serangan militer Rusia dengan menggunakan senjata kimia fosfor putih ditujukan pada kota yang diduga sebagai ibukota dari militan ISIS. dailymail.co.uk
Dikutip dari situs rt.com pada Selasa, 10 April 2018, Putin dan Merkel dalam pembicaraannya membahas pula tuduhan-tuduhan negara-negara Barat yang menuding pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia dalam perang sipil Suriah, yang sudah 7 tahun berkecamuk.
Selain kondisi di Suriah, dalam pembicaraan melalui telepon itu, Putin dan Merkel sepakat untuk melanjutkan upaya bersama dalam kerja sama Normandy Four untuk menyelesaikan krisis ekonomi dan keamanan di Ukraina. Tak hanya itu, kedua pemimpin pun mengkonfirmasi posisi mereka untuk sama-sama menghormati proyek pipa gas Nord Steam 2, yakni sebuah ekspor pipa gas baru dari Rusia ke Eropa melalui Laut Baltik.
Dikutip dari situs Deutsche Welle, pada Selasa, 10 April 2018, Jerman telah memberikan sebuah lampu hijau atas pembangunan proyek Nord Steam 2 yang sangat kontroversi karena melintasi bawah laut area Laut Baltik. Keputusan ini artinya, seluruh kendala hukum untuk membangun proyek sepanjang 31 kilometer jalur pipa di Zona Ekonomi Eksklusif Jerman, sudah tidak ada lagi. Terhitung sejak Januari 2018, otoritas Jerman menyetujui pembangunan pipa gas di area perairan Jerman.