Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rusia kembali meluncurkan kapal selam nuklir yang baru. Dalam peluncuran tersebut, Presiden Vladimir Putin berjanji akan memperkuat kekuatan angkatan laut Rusia setelah meresmikan dua kapal selam nuklir baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Putin melakukan perjalanan ke kota utara Severodvinsk untuk melihat kapal Kaisar Alexander III dan Krasnoyarsk, di galangan pembuatan kapal Sevmash tempat kapal-kapal tersebut dibangun selama enam tahun terakhir. Kedua kapal selam itu akan bergabung dengan armada Pasifik Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dengan kapal dan senjata seperti itu, Rusia akan merasa aman,” kata Putin kepada para pejabat dan perwira angkatan laut pada upacara tersebut.
Kaisar Alexander III adalah bagian dari kapal selam bertenaga nuklir kelas Borei (Angin Arktik) baru Rusia, yang masing-masing dipersenjatai dengan 16 rudal balistik antarbenua berujung nuklir Bulava. Borei adalah kapal bawah laut generasi baru pertama yang diluncurkan Rusia sejak Perang Dingin.
Krasnoyarsk termasuk dalam kapal selam serbaguna kelas Yasen (Ash Tree) yang dilengkapi dengan rudal jarak jauh dan presisi tinggi yang menurut Putin dapat menyerang sasaran di laut dan darat.
“Kami akan terus memperkuat kesiapan tempur Angkatan Laut Rusia, kekuatan angkatan laut kami di Arktik, Timur Jauh, Laut Hitam, Laut Baltik, dan Laut Kaspia – wilayah strategis terpenting di lautan dunia,” kata Putin.
Putin telah berulang kali berbicara tentang potensi senjata generasi baru Rusia, khususnya sistem nuklirnya, dan manfaatnya sebagai alat pencegah. Para analis keamanan mengatakan bahwa senjata nuklir menjadi semakin penting dalam pemikiran dan retorikanya sejak dimulainya perang di Ukraina, di mana pasukan konvensional Putin terjebak dalam perang yang saling menghancurkan dan tidak akan ada habisnya.
Rusia sedang membangun delapan kapal selam nuklir lagi – tiga kelas Borei dan lima kelas Yasen. Anggota parlemen Rusia pada bulan Oktober menyetujui pengeluaran militer yang mencapai rekor tertinggi ketika Rusia melanjutkan perangnya di negara tetangga Ukraina.
AL JAZEERA
Pilihan editor: Rusia: Dukungan Barat Jadikan Ukraina Vietnam Kedua dan Akan Hantui AS Bertahun-tahun