Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa 19 November 2024 menandatangani dekrit yang mengesahkan doktrin nuklir terbaru Moskow.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dokumen yang dipublikasikan di situs portal resmi pemerintah, serangan terhadap Rusia dan sekutunya oleh negara non-nuklir yang didukung oleh negara bersenjata nuklir akan dianggap sebagai serangan gabungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, Rusia dapat menggunakan senjata nuklir jika terjadi ancaman kritis terhadap kedaulatan dan integritas teritorialnya, maupun terhadap negara sekutunya, Belarusia.
Doktrin yang telah diperbarui itu juga mencantumkan daftar pihak lawan yang menjadi sasaran penangkal nuklir serta kondisi penggunaannya, termasuk peluncuran rudal balistik yang menargetkan wilayah Rusia.
Jika suatu negara memberikan wilayah dan sumber dayanya untuk melakukan agresi terhadap Rusia, tindakan itu dapat menjadi dasar untuk penerapan strategi penangkal nuklir terhadap negara tersebut, sebagaimana diatur dalam doktrin yang baru.
Putin mengumumkan revisi tersebut dalam pidatonya pada konferensi dua tahunan tentang penangkal nuklir pada 25 September.
Dalam kesempatan tersebut, ia menekankan pentingnya pembaruan dokumen itu, yang sebelumnya menyebutkan bahwa penggunaan kekuatan nuklir hanya sebagai “upaya terakhir” untuk melindungi kedaulatan negara.
Bersama-sama, Rusia dan Amerika Serikat menguasai 88 persen hulu ledak nuklir dunia. Putin adalah pengambil keputusan utama Rusia mengenai penggunaan persenjataan nuklir Rusia.
Rusia telah memulai produksi massal tempat perlindungan bom bergerak yang dapat melindungi dari berbagai ancaman buatan manusia dan bencana alam termasuk radiasi dan gelombang kejut.
CHANNEL NEWSASIA