Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Raja Abdullah II dari Yordania akan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump pada 11 Februari 2025 di Gedung Putih, menurut kantor berita pemerintah Yordania seperti dikutip dari Reuters. Kunjungan Raja Abdullah itu menyusul seruan Trump untuk memindahkan warga Palestina ke Yordania dan Mesir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Minggu lalu, Trump mengatakan bahwa Mesir dan Yordania harus menerima warga Palestina dari Gaza. Ia menyebut Gaza sebagai lokasi pembongkaran setelah 15 bulan pemboman Israel yang telah membuat sebagian besar dari 2,3 juta penduduknya kehilangan tempat tinggal. Para kritikus menyebut usulannya sama saja dengan pembersihan etnis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yordania menolak usulan Trump. Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan kepada wartawan pada 26 Januari 2025 bahwa negara itu tetap pada pendiriannya yaitu menolak pemindahan warga Palestina dari Gaza.
Yordania sudah menjadi rumah bagi jutaan warga Palestina, sementara puluhan ribu lainnya tinggal di Mesir. Kedua negara dan negara-negara Arab lainnya menolak gagasan warga Palestina di Gaza untuk dipindahkan ke negara mereka. Gaza adalah tanah yang diinginkan warga Palestina sebagai bagian dari negara Palestina di masa depan.
Selain Raja Abdullah, Donald Trump akan bertemu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Washington pada Selasa, 4 Februari 2025. Netanyahu akan menjadi pemimpin asing pertama yang bertemu dengan Trump sejak dilantik sebagai presiden AS.
Para analis mengatakan Donald Trump akan membahas berbagai isu dengan kedua pemimpin Timur Tengah, termasuk ketentuan fase kedua kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza. Akan dibahas pula aliran bantuan kemanusiaan ke daerah kantong pantai Palestina tersebut.