Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dijadwalkan melakukan kunjungan ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan Presiden Donald Trump pada Selasa besok 4 Februari 2025. Pertemuan ini akan membahas berbagai isu penting, termasuk kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas serta perkembangan situasi di Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut pernyataan dari kantor Netanyahu, pertemuan ini akan mencakup berbagai topik strategis. Salah satu isu utama adalah perjanjian gencatan senjata yang sedang berlangsung. Selain itu, ancaman yang ditimbulkan oleh Iran dan berbagai persoalan keamanan serta politik internasional juga menjadi perhatian utama dalam diskusi ini. Seorang pejabat menyatakan bahwa kedua pemimpin akan membahas langkah-langkah yang perlu diambil untuk menciptakan stabilitas di kawasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu isu paling krusial dalam pertemuan ini adalah negosiasi mengenai pembebasan sandera. Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan terkait pertukaran tahanan, di mana Israel telah membebaskan hampir 300 tahanan Palestina. Sebagai bagian dari kesepakatan ini, Hamas juga telah membebaskan tujuh wanita Israel dan berjanji akan melepaskan total 33 sandera. Namun, menurut juru bicara pemerintah Israel, David Mencer, dari total sandera yang masih ditahan, 25 orang masih hidup, sementara delapan lainnya telah dibunuh oleh Hamas.
Gencatan Senjata dan Pencabutan Pembatasan
Gencatan senjata yang sedang dibahas dalam pertemuan ini juga mencakup kebijakan pencabutan pembatasan perjalanan di Gaza utara. Pembatasan ini sebelumnya diberlakukan sebagai bagian dari blokade untuk mengendalikan pergerakan di wilayah tersebut. Dengan adanya pencabutan ini, diharapkan kondisi keamanan di Gaza utara semakin stabil, sehingga memungkinkan penduduk untuk kembali ke rumah mereka. Laporan dari otoritas setempat menyebutkan bahwa lebih dari 300.000 warga telah kembali ke wilayah tersebut setelah pertempuran mereda.
Pertemuan ini juga berlangsung setelah Trump mengumumkan rencananya terkait dengan Gaza. Salah satu gagasan kontroversial yang diusulkannya adalah pemindahan ratusan ribu warga Palestina ke negara-negara tetangga. Rencana ini mendapat reaksi keras dari negara-negara Arab, yang secara tegas menolak usulan tersebut dalam pernyataan bersama mereka baru-baru ini.
Pertemuan ini menjadi momen penting, karena Netanyahu merupakan pemimpin dunia pertama yang bertemu secara resmi dengan Donald Trump setelah pelantikannya pada 20 Januari lalu. Diskusi ini diharapkan dapat menghasilkan kebijakan strategis yang berdampak pada keamanan dan stabilitas kawasan Timur Tengah.
Ida Rosdalina dan Sita Planasari berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan editor: Donald Trump Memberlakukan Tarif Baru pada Meksiko, Kanada dan Tiongkok