Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Raja Salman bin Abudl Aziz dan putra mahkota Mohammed bin Salman telah menyetujui penempatan sekitar 3 ribu pasukan AS dan perlengkapan militernya di Arab Saudi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penempatan pasukan AS di Arab Saudi termasuk beberapa skuadron pasukan angkatan udara, disebabkan permusuhan yang memanas antara Arab Saudi dan Iran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Permusuhan itu memuncak ketika serangan drone dan rudal penjelajah menembus langit Arab Saudi hingga merusakkan dua fasilitas minyak raksasa Aramco pada September lalu.
Setelah penyerangan itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan akan melindungi sekutunya itu dari serangan musuh.
Trump pun mengatakan Arab Saudi sepakat untuk membayar biaya dari pengerahan pasukan dan peralatan militer AS ke negara Teluk itu.
Menurut Pentagon, seperti dilaporkan Al Jazeera, 12 Oktober 2019, Menteri Pertahanan AS, Mark Esper telah menyetujui pengiriman ke Arab Saudi berupa lebih dari dua rudal Patriot, satu rudal balistik THAAD sistem pencegat, dua skuadron pesawat tempur dan satu sayap ekspedisi.
Sejak Mei lalu, AS telah meningkatkan jumlah pasukan di Pusat Komando sekitar 14 ribu pasukan untuk mencakup wilayah Timur Tengah.
AS, Arab Saudi dan sejumlah negara Eropa menuding Iran sebagai pelaku penyerangan terhadap 2 fasilitas minyak Arab Saudi. Namun, Iran berkukuh membantah tudingan itu.