Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ratusan Burung Tewas Mendadak, Meksiko: Bukan Flu Burung, Tapi Gara-gara El Nino

Departemen Pertanian Meksiko mengatakan bahwa tes pada burung yang mati mengungkapkan bahwa mereka mati karena kelaparan, bukan karena flu.

16 Juni 2023 | 12.50 WIB

Seekor burung camar sedang memakan sisa makanan, yang ditinggalkan pengunjung di sekitar pantai  St Ives. Ratusan burung camar menyerbu pantai St.Ives, kehadiran unggas laut ini sudah menggangu masyarakat dan sejumlah hewan peliharaan. Cornwall, Inggris, 29 Juli 2015. Matt Cardy / Getty Images
Perbesar
Seekor burung camar sedang memakan sisa makanan, yang ditinggalkan pengunjung di sekitar pantai St Ives. Ratusan burung camar menyerbu pantai St.Ives, kehadiran unggas laut ini sudah menggangu masyarakat dan sejumlah hewan peliharaan. Cornwall, Inggris, 29 Juli 2015. Matt Cardy / Getty Images

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika ratusan burung ditemukan mati di sepanjang pantai Pasifik Meksiko awal tahun ini, para ahli langsung mencurigai adanya flu burung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Namun, pemerintah mengatakan Kamis bahwa arus samudra Pasifik yang menghangat terkait dengan El Niño, bukan flu burung, yang bertanggung jawab atas kematian massal para burung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Departemen Pertanian Meksiko mengatakan bahwa tes pada unggas yang mati mengungkapkan bahwa mereka mati karena kelaparan, bukan karena flu.

Departemen tersebut mengatakan bahwa pemanasan air permukaan di Pasifik yang disebabkan oleh El Niño, diduga mendorong ikan ke air yang lebih dalam dan lebih dingin. Hal ini membuat burung lebih sulit menemukan makanan.

Sebagian besar unggas yang mati adalah burung Sooty Shearwater, camar, dan pelikan. Mereka mati di negara bagian mulai dari Chiapas, di perbatasan dengan Guatemala, sepanjang jalan utara dan barat hingga Baja California.

"Menurut otopsi yang dilakukan oleh dokter hewan dan ahli biologi khusus, ditemukan bahwa hewan tersebut mati karena kelaparan," kata departemen tersebut.

“Penyebab paling mungkin dari peristiwa epidemiologis ini adalah pemanasan perairan Pasifik akibat efek meteorologi El Niño, yang menyebabkan ikan mencari perairan yang lebih dalam dan lebih dingin, mencegah burung laut menangkap makanan.”

El Niño adalah pemanasan alami, sementara dan sesekali di bagian Pasifik yang mengubah pola cuaca di seluruh dunia.

Pada Mei, ilmuwan iklim National Oceanic and Atmospheric Administration AS Michelle L'Heureux mengatakan El Niño telah terbentuk tahun ini satu atau dua bulan lebih awal dari biasanya, yang "memberikan ruang untuk tumbuh," dan ada kemungkinan 56% akan dianggap kuat.

REUTERS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus