Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan warga Israel berunjuk rasa di pusat Tel Aviv pada Senin malam, menuntut pemerintah PM Benjamin Netanyahu menyelesaikan kesepakatan pertukaran sandera dan menerapkan gencatan senjata di Gaza dengan Hamas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Protes tersebut awalnya menandai ulang tahun sandera Alon Ohel, yang masih disandera di Gaza selama dua tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, setelah Hamas mengumumkan akan menunda pembebasan sandera gelombang keenam – yang dijadwalkan pada Sabtu – sampai Israel sepenuhnya mematuhi perjanjian tersebut, lebih banyak demonstran yang bergabung.
Mereka menekan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menjunjung perjanjian tersebut.
Menurut situs berita Israel Walla seperti dikutip Anadolu, para pengunjuk rasa membakar dan menyalakan obor, memblokir kedua arah Jalan Begin dekat Kirya, markas besar Kementerian Pertahanan Israel, sehingga menyebabkan gangguan lalu lintas besar.
Sambil meneriakkan “Bawa Mereka Semua Kembali Sekarang” dan “Cukup Perang,” pengunjuk rasa membawa poster yang mengecam cara pemerintah menangani kesepakatan tersebut.
Beberapa orang menuduh Netanyahu menyabotase perjanjian tersebut, sambil berteriak, “Pemerintah Israel telah merusak perjanjian” dan “Netanyahu telah merusak perjanjian”.
Ketika krisis kemanusiaan memburuk, pemerintah setempat di Gaza mendesak mediator internasional untuk menekan Israel agar menerapkan ketentuan-ketentuan kemanusiaan dalam gencatan senjata, sehingga memungkinkan bantuan yang memadai ke wilayah kantong yang terkepung. Sejauh ini, upaya tersebut gagal.
Pada Senin malam, Hamas menyatakan mereka telah sepenuhnya memenuhi komitmennya berdasarkan perjanjian gencatan senjata. Namun, mereka menuduh Israel melanggar empat ketentuan utama.
Sebelumnya pada hari yang sama, sayap bersenjata Hamas, Brigade Al Qassam, mengumumkan pihaknya menunda pembebasan sandera berikutnya sampai Israel mematuhi semua ketentuan perjanjian.
Kesepakatan gencatan senjata tiga fase telah diberlakukan di Gaza sejak 19 Januari, menghentikan perang genosida Israel yang telah menewaskan lebih dari 48.000 orang dan meninggalkan wilayah kantong tersebut dalam kehancuran.
Dalam gencatan senjata tahap pertama, yang berlangsung hingga awal Maret, 33 sandera Israel akan dibebaskan dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina. Pertukaran Israel-Hamas yang keenam dijadwalkan minggu ini.
Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November tahun lalu untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) karena perangnya di wilayah kantong tersebut.