Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi COVID-19 tidak hanya menyerang remaja ataupun orang dewasa saja di Brasil, tetapi juga anak-anak. Menurut data Kementerian Kesehatan Brasil, ada 1122 anak di bawah usia 10 tahun yang meninggal akibat COVID-19 sejak pandemi dimulai.
Organisasi kesehatan global, Vital Strategies, mendukung data tersebut. Mereka bahkan mengatakan bahwa angka 1122 tersebut belum mencakup semua anak di Brasil yang tewas akibat COVID-19. Hal itu menimbang adanya ekses 2.975 kematian ketika mereka membandingkan angka kematian anak di tahun 2018, 2019, dan ketika pandemi COVID-19 dimulai.
"Apa yang kami lihat di Brasil adalah jumlah kematian anak-anak akibat COVID-19 jauh lebih besar dibanding negara-negara lain ... angka Brasil 10 kali lipat lebih tinggi," ujar epidemiologis Vital Strategis, Ana Luiza Bierrenbach, dikutip dari CNN, Rabu, 30 Juni 2021.
Sebagai perbandingan, Amerika mencatatkan 382 anak-anak meninggal akibat COVID-19. Amerika berada di posisi pertama negara paling terdampak COVID-19, diikuti Brasil di posisi kedua.
Bierrenbach mengatakan bahwa kematian anak-anak di Brasil akibat COVID-19 tidak bisa dinyatakan sepenuhnya salah varian Gamma. Ia berkata, anak-anak di Brasil sudah terdampak bahkan sebelum ada varian Gamma.
"Anak-anak di Brasil sudah sekarat sejak varian pertama COVID-19. Jadi, ini bukan karena munculnya varian baru COVID-19 Gamma," ujar Bierrenbach.Petugas medis merawat pasien di ruang gawat darurat rumah sakit Nossa Senhora da Conceicao yang penuh sesak karena wabah Covid-19, di Porto Alegre, Brazil, 11 Maret 2021. [REUTERS / Diego Vara]
Selama ini, COVID-19 dikatakan lebih berdampak terhadap warga dewasa dan lansia. Data di Brasil mendukung hal tersebut. Kalaupun ekses kematian diikutkan, jumlah kematian anak-anak di Brasil masih jauh lebih rendah. Kematian orang dewasa akibat COVID-19 di Brasil mencapai ratusan ribu.
Walau begitu, dokter anak-anak Andre Laranjeira mengatakan kasus COVID-19 terhadap anak-anak tak bisa dikesampingkan. Menurutnya, hal itu perlu mendapat perhatian serupa. Problemnya, kata Laranjeira, ada kecenderungan dokter mengesampingkan gejala-gejala COVID-19 pada anak-anak karena menganggapnya gajala flu biasa,
"Jujur saja, gejala COVID-19 pada anak-anak dikesampingkan di awal pandemi."
"Banyak dokter anak-anak di Brasil segan melakukan tes COVID-19 untuk anak-anak karena mereka memang biasa menunjukkan gejala-gejala menyerupai COVID-19 di musim gugur seperti sekarang," ujar Laranjeira.
Dokter spesialisasi pernafasan dari Rumah Sakit Universitas Sao Paulo, Marisa Dolhnikoff, memberikan pernyataan yang sedikit berbeda. Ia berkata, penelitiannya menunjukkan anak-anak cenderung menunjukkan gejala COVID-19 yang berbeda dibanding orang dewasa. Hal itu membuat mereka rentan lolos ari pemeriksaan.
"Jika anak-anak menunjukkan demam tinggi, kulit gatal, dan sakit perut, dokter biasanya tak terpikir untuk mengecek apakah itu COVID-19. Kita seharusnya lebih sadar bahwa anak-anak bisa menunjukkan gejala berbeda," ujar Dolhnikoff memperingatkan dokter-dokter di Brasil.
Baca juga: Dugaan Penyelewengan Kontrak, Presiden Brasil Digugat Oposisi
ISTMAN MP | CNN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini