Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Rudal yang ampuh tipunya

Keampuhan sistem antirudal nuklir ''perang bintang'' ternyata tipuan belaka. maksudnya untuk menipu musuh, tapi wakil rakyat juga kena.

28 Agustus 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAGI peminat teknologi canggih, pemandangan menakjubkan pada tahun 1984 itu sulit dilupakan. Yakni saat sistem pertahanan ''perang bintang'' AS meluncurkan roket besar dengan leher berduri bagai landak ke angkasa dari sebuah pulau di Samudra Pasifik. Beberapa menit kemudian, roket landak ini berhasil memburu sasarannya, sebuah peluru kendali yang diluncurkan dari California, dan keduanya pun meledak bagai kembang api. Anggota Kongres, wakil rakyat yang menentukan anggaran belanja pemerintah AS, pun bertepuk tangan dan meloloskan miliaran dolar bagi anggaran ''perang bintang'', yang setahun sebelumnya dipromosikan Presiden (ketika itu) Reagan sebagai teknologi yang akan melindungi AS dari serangan nuklir. ''Bagaikan atap rumah melindungi penghuninya dari curahan hujan,'' kata Reagan. Kini, ketika ancaman hujan nuklir Uni Soviet tinggal sebagai kenangan, keampuhan perang bintang mulai dipertanyakan. Pekan lalu, empat pejabat tinggi Pentagon zaman Reagan menyatakan kepada harian New York Times bahwa keberhasilan uji coba Juni tahun 1984 itu hanyalah rekaan para insinyur. ''Kami mengakali uji coba itu,'' kata salah seorang insinyur tersebut. ''Kami memasang alat pemandu radar pada roket sasaran hingga mudah dilacak roket penyergapnya,'' ujarnya. Itu, tambahnya, dilakukan untuk memastikan uji coba ini kelihatan berhasil. Kelihatan ''berhasil'' ini memang sangat diperlukan oleh para pendukung program perang bintang. Sebab, tiga percobaan sebelumnya ternyata gagal. Dan kegagalan berikutnya dikhawatirkan akan membuat Kongres menolak membiayainya. Padahal, pendukung ''perang bintang'' sebenarnya memang menyadari bahwa teknologi pembuatan perisai serangan nuklir yang mumpuni masih jauh dari jangkauan. Tujuan sebenarnya dari strategi ini adalah program disinformasi, membuat Uni Soviet percaya bahwa AS telah menguasai teknologi ini. Maksudnya, memaksa Uni Soviet mengerahkan sebagian besar tenaga dan dananya untuk bersaing. Menurut perkiraan para pendukung perang bintang, hal ini akan segera mengambrolkan perekonomian Uni Soviet, yang diduga memang sudah mulai rapuh. Tak jelas kemudian, adakah ambrolnya Uni Soviet karena ''perang bintang'' yang bohong-bohongan ini. Jurus menipu ini diakui oleh Caspar W. Weinberger, yang menjadi menteri pertahanan dalam kabinet Reagan. Hanya saja, dalam upaya menipu itu, rupanya bukan hanya Kremlin yang terkena, tetapi juga para wakil rakyat. Dan membohongi wakil rakyat adalah tindakan kriminal di mata hukum AS. Menteri Pertahanan Les Aspin pun segera memerintahkan deputinya melakukan penyelidikan. ''Tuduhan yang menyatakan bahwa Kongres dibohongi adalah perkara serius,'' katanya dalam pernyataan tertulis sehari setelah kasus ini terungkap. Aspin sendiri tampaknya sudah meragukan keampuhan teknologi perang bintang sejak menjabat sebagai menteri pertahanan. Terbukti, salah satu keputusan perdananya adalah menyederhanakan proyek yang sudah menelan biaya 30 miliar dolar ini menjadi sekadar penyempurnakan sistem pertahanan antirudal Patriot. Salah satu sebabnya, mungkin, adalah laporan General Accounting Office (semacam Badan Pemeriksa Keuangan di Indonesia) tahun lalu. Badan penyelidik Kongres ini melaporkan bahwa empat percobaan perang bintang yang dilakukan tahun 1990-1991 diragukan keberhasilannya. Tapi, mesti diakui, jurus ngibul perang bintang memang ampuh. Bambang Harymurti (Washington, D.C.)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus