PENGHUNI rumah mewah di Jakarta, seperti Pondok Indah, bakal tidur nyaman. Mereka tidak perlu waswas lagi. Di sana, uji coba alat pengamanan terpadu bernama 911 Security System diresmikan Kapolda Metro Jaya, Mayor Jenderal Moch. Hindarto, Selasa dua pekan silam. ''Kalau sistem ini berfungsi efektif, kemungkinan akan dikembangkan di kawasan Pluit dan Bintaro,'' kata Hindarto. Sistem alarem ini dihubungkan ke stasiun monitor di pos polisi setempat. Begitu maling beraksi, sepersekian detik kemudian alarem meraung-raung. Pada saat yang sama, dari stasiun monitor yang berfungsi 24 jam itu, bisa diketahui lokasi kejadiannya. Alat piawai buatan Kanada ini multi- guna. Selain untuk mendeteksi tindak kejahatan, bisa memanggilkan dokter dan mobil kebakaran jika ada kebakaran. Stasiunnya mampu menerima sinyal dari 99.999 pelanggan, lewat sejumlah detektor yang dipasang di rumah pelanggan. Misalnya, door window instant dipasang di daun pintu yang bila bergeser alaremnya berbunyi. Motion detector mendeteksi orang lewat. Medical emergency (sebesar korek api) jika dipencet bisa langsung meminta stasiun operator menghubungi dokter. Ada juga panic botton (juga seukuran korek api) jika ada tamu tak diundang tinggal memencet alat itu. Semua peralatan di rumah itu tanpa kabel alias wireless. Kelemahan alat ini ada juga karena hubungan dari pelanggan ke layar monitor lewat saluran telepon. Jika telepon sedang berbicara, saluran ke stasiun monitor tertahan. Setelah gagang telepon diletakkan, barulah sistem pengamanan berfungsi normal. Jika kabelnya diputus? Secara otomatis command console, alat pengontrol sistem kerja di rumah pelanggan, mengirimkan sinyal: saluran telepon diputus paksa. Sinyal-sinyal tadi sudah berupa tulisan di layar monitor. Operator tinggal mengontak petugas di dekat permukiman itu lewat handy talky. Seterusnya, petugas yang dihubungi bisa melumpuhkan pelaku tindak kejahatan. ''Tapi petugas 911 tidak boleh bertindak sebagai polisi,'' kata Hindarto. Uji coba dilakukan selama sebulan. Pondok Indah terpilih karena kawasan ini lingkungannya dianggap ditata rapi tapi relatif sering menjadi sasaran pencuri. Dari data di Polda Metro, 60 persen tindak kejahatan di Ibu Kota terjadi di rumah tinggal. Harga alat canggih ini sekitar Rp 1 miliar. Kelak, pelanggan dikenai biaya pemasangan Rp 23 juta plus iuran Rp 5075 ribu per bulan. Mahal? ''Saya pikir sesuai dengan pelayanan yang kami peroleh,'' kata Hasan, calon pelanggan. Sebagai orang yang sering ke luar kota, alat itu membuatnya merasa aman meninggalkan keluarga. ''Sampai Kamis lalu sudah 200 warga yang ingin menjadi pelanggan,'' kata Benny Mamutu, Direktur Operasi PT Nawakara Persada, yang menawarkan sistem pengamanan itu. Alat ini juga bisa menjadi partner satpam setempat. Polisi yang berpos di kawasan ini juga merasa dibantu. ''Dengan personel cuma sembilan orang, kami merasa sangat terbantu,'' kata Letnan Dua Prasetyo, kepala pos polisi Pondok Indah. Kawasannya 342 ha, dengan 2.150 rumah. Kini, uji coba yang melibatkan 20 orang petugas dari purnawirawan Polri yang dilengkapi 15 sepeda motor dan sebuah ambulans itu diharapkan menjawab tantangan. Adanya angka 911 yang terpajang di depan security system itu meniru nama SAR Amerika di film televisi semoga bisa pula bercitra mampu menanggulangi berbagai kesulitan, termasuk kejahatan, secara cepat. Widi Yarmanto dan Taufik T. Alwie
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini