Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Peneliti Klub Diskusi Valdai Rusia Fyodor Lukyanov mengungkap Rusia sangat menghargai semua negara yang mengusulkan cara untuk memulihkan perdamaian dan siap bekerja sama dengan semua pihak untuk menghentikan permusuhan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Namun, saya kira kita harus sangat realistis … para mediator perlu menyimpulkan mereka tidak dapat mencapai lebih banyak hal melalui kebutuhan militer,” kata Lukyanov di Jakarta, Selasa 24 September 2024, di acara seminar internasional “Indonesia-Rusia: Dari Masa Lalu ke Masa Depan, Perspektif Historis dan Geopolitik” yang diselenggarakan Kedubes Rusia untuk Indonesia di Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lukyanov juga mengatakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak semua usulan atau ide untuk menegosiasikan solusi perdamaian dan menyebutkan Rusia tidak akan memaksa Ukraina bernegosiasi jika mereka belum siap.
“Itu berarti militer yang bekerja akan terus berlanjut hingga pihak Ukraina menyimpulkan mereka tidak mampu lagi membiayainya,” tambah Lukyanov.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua dan Presiden Pusat Shanghai untuk Studi Strategi RimPac dan Hubungan Internasional Nelson Wong berpendapat pembicaraan perdamaian tidak hanya terbatas antara Rusia dan Ukraina saja.
“Mari kita hadapi kenyataan, jika masih banyak negara yang memasok persenjataan ke Ukraina, ini bukan hanya Rusia dan Ukraina. Jadi, setiap perundingan damai harus realistis,” kata Wong.
Wong menilai dibutuhkan pihak yang memiliki kemauan untuk membawa semua pihak yang terlibat untuk duduk bersama di meja perundingan, sembari menambahkan sedih melihat banyak anak muda yang tewas di medan perang.
“Jadi itulah sebabnya, ya, adalah benar bagi semua negara untuk mencoba dan mempromosikan perundingan damai sedini mungkin,” tambah Wong.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini