Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Pasukan koalisi militer yang dipimpin Rusia akhirnya ditarik dari keluar dari Kazakhstan setelah dikerahkan selama sepekan untuk mengatasi kerusuhan terburuk dalam sejarah negara Asia Tengah itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan pada Kamis, penarikan akan selesai pada 19 Januari, atau lebih awal dari yang diumumkan sebelumnya. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, misi di Kazakhstan telah berhasil dan merupakan praktik yang memerlukan studi lebih lanjut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev meminta bantuan dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) pekan lalu setelah aksi protes yang awalnya dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar, berubah menjadi kekerasan di banyak kota besar.
“Berkat kedatangan Anda, militer Kazakhstan dan pasukan keamanan dapat melaksanakan tugas mereka untuk menemukan dan menahan bandit,” kata Wakil Menteri Pertahanan Kazakh Mukhamedzhan Talasov kepada pasukan CSTO dalam upacara pelepasan di Almaty pada Kamis waktu setempat.
Presiden Rusia Vladimir Putin pun memuji kerja penjaga perdamaian CSTO. "Semuanya bekerja seperti jarum jam, cepat, koheren, dan efektif," kata Putin kepada Shoigu di televisi pemerintah.
"Saya ingin berterima kasih kepada Anda, staf umum dan semua orang yang memimpin operasi ini, untuk pekerjaan ini dan untuk mengungkapkan harapan saya bahwa praktik penggunaan angkatan bersenjata kita ini akan dipelajari lebih lanjut."
Pihak berwenang Kazakhstan mengumumkan penyelesaian operasi keamanan di sebagian besar negara itu pada Rabu lalu, meskipun mereka belum menyatakan kota terbesarnya Almaty sepenuhnya aman.
Belum diketahui berapa banyak pasukan dari sekitar 2.500 yang dikirim oleh CSTO yang segera pergi.
Pengerahan blok militer ini telah dikritik oleh para pemimpin Barat yang juga khawatir dengan penumpukan pasukan Rusia di dekat Ukraina.
Pihak berwenang telah menahan hampir 10.000 orang atas kerusuhan di mana beberapa pengunjuk rasa menyerang pasukan keamanan, merebut dan membakar gedung-gedung pemerintah dan menjarah toko-toko.
Pihak berwenang mengatakan, beberapa penyerang adalah orang asing yang dilatih oleh militan Islam. Keberadaan orang asing ini yang disebut Tokayev membuat CSTO terlibat. Ia tak memerinci siapa orang asing tersebut. Namun demikian, Presiden Kazakhstan itu telah memecat beberapa pejabat keamanan seniornya yang kemudian didakwa melakukan makar.
Pihak berwenang di Kazakhstan mengatakan pada Kamis bahwa mereka juga menyelidiki mantan kepala keamanan negara, Karim Masimov, atas dugaan percobaan kudeta.
SUMBER: REUTERS
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.